MAKKAH - Usaha jamaah haji membawakan oleh oleh untuk keluarga, saudara, kerabat dan tetangga dari Tanah Suci tidaklah mudah. Jamaah haji harus adu pintar pintar memutar otak dan strategi agar barang yang dibawa di atas ketentuan bisa lolos razia pihak maskapai.
Seperti dilakukan salah satu jamaah haji kloter 8 Embarkasi UPG (Ujung Pandang). Demi bisa membawa air zamzam, dia tidak saja kreatif tapi juga main kucing-kucingan dengan petugas. Caranya? Pertama, dia membungkus air zamzam dengan kardus yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai koper.
Agar menyakinkan, koper tersebut dibungkus dengan cover kain merah putih jamaah yang memang diberikan dari Tanah Air. Nah, koper aslinya dibiarkan terbuka. "Tapi, karena ketentuannya hanya diizinkan satu koper percobaan pertama gagal mengelabui petugas maskapai," kata Khoirul Huda, petugas layanan kedatangan dan keberangkatan Daker Bandara PPIH Arab Saudi, Selasa (11/7/2023).
Tapi, jamaah asal Makassar itu belum menyerah. Percobaan kedua dilakukan dengan cara, membawa "koper palsu" tersebut melalui pintu samping yang biasa dipakai ke toilet. Jadi, dia keluar lewat pintu samping membawa koper tersebut lalu ditempatkan di balik tiang besar penyangga tenda bandara.
Setelah itu, dia masuk lagi dan keluar dari pintu utama dengan satu koper tanpa cover. Awalnya mulus, lewat pintu Plasa dia kemudian membawa koper palsu itu menuju ke X-ray. "Di tengah perjalanan saya ketemu beliau. Saya bilang gabisa dibawa karena memang dilarang. Tapi, responnya justru tidak bagus. Akhirnya saya izinkan dibawa" ujar Huda. Tapi, bisa ditebak usahanya gagal karena tidak lolos pemeriksaan X-ray bandara.
Cerita lain jamaah haji asal Surabaya pura-pura pingsan karena barang bawaannya tidak boleh dibawa. Awalnya petugas kaget saat jamaah ibu-ibu tersebut mendadak pingsan. Petugas kemudian menghubungi tim pos kesehatan bandara. Sambil menunggu, petugas PPIH menyemprot wajah ibu tersebut dengan air zamzam. Tidak lama, ibunya bisa "sadar".
Ada juga jamaah yang membawa zamzam dengan model kalung. Jadi air zamzam yang dibungkus dalam plastik literan tersebut di depan dan belakang. Setelah itu ditutupi dengan baju dan jaket tebal. Tujuannya apalagi kalau agar tidak kelihatan. "Tapi tetap ketahuan juga," ujar Huda.
Nur Sigit Nugroho dari layanan lansia Daker Bandara, juga punya pengalaman dengan jamaah yang berusaha membawa zamzam di kabin. Dia menaruh air zamzam dalam tas jinjing. Tapi tas itu ditempatkan di belakang dengan cara diikat dipinggang. Selanjutnya, tas itu ditutupi dengan pakaian kurta ala India.
"Hanya saja, karena saat duduk kelihatan tebal, jadi ketahuan juga," kata Sigit.
Kadaker Bandara PPIH Arab Saudi Haryanto kembali mengimbau agar jamaah haji membawa barang sesuai ketentuan. Yaitu, koper bagasi 32 kg dan koper kabin 7 kg.
"Baiknya tidak ucsh memaksakan diri dengan coba-coba. Sebaiknya tidak usah karena bisa berisiko," kata Haryanto.
(Qur'anul Hidayat)