BEREDAR kabar viral rencana pertemuan komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) se-ASEAN di Indonesia pada 17–21 Juli 2023. Semua pihak di Tanah Air pun menolak keras, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dilansir mui.or.id, Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Siti Ma'rifah mengingatkan lima bahaya dari perilaku LGBT. Masing-masing adalah:
1. Kena penyakit menular
Penelitian mengungkapkan bahwa pelaku LGBT yang melakukan hubungan sejenis berisiko terkena penyakit kelamin menular. Lebih dari 70 persen pasangan homoseksual sangat rentan terkena penyakit tersebut.
Maka itu, perilaku LGBT dari sisi kesehatan tidak dapat dibenarkan. Perilaku ini akan memicu meningkatnya angka penyakit di tengah-tengah masyarakat.
2. Mengacaukan tatanan kehidupan
Kiranya dampak sosial sebagai akibat perilaku LGBT cukup mengerikan. Terungkap bahwa seorang gay memiliki pasangan antara 20–106 orang per tahun.
Kemudian 43 persen dari kelompok gay yang didata dan diteliti menyatakan selama hidupnya melakukan hubungan sejenis dengan lebih dari 500 orang. Bahkan, 28 persen melakukannya dengan 1.000 orang. Hal ini tentu akan mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat.
3. Terjangkiti paham kebebasan tanpa aturan
Akibat mudahnya akses informasi dari luar, paham kebebasan tanpa aturan atau norma makin mudah menjangkiti generasi penerus bangsa. Ini termasuk paham LGBT.
Data menunjukkan tidak sedikit anak yang telah terlibat kegiatan LGBT. Bahkan tren saat ini pelakunya tidak hanya yang telah berusia 18 tahun, anak usia 11, 12, dan 13 tahun pun sudah belajar bagaimana berhubungan sesama jenis.
"Saat ini banyak kita jumpai tergabungnya anak-anak atau pelajar dalam sebuah grup LGBT di media sosial. Ini perlu menjadi perhatian khusus kita bersama. Sangat disayangkan jika anak-anak sebagai penerus bangsa tertanamkan nilai kebebasan yang berlebihan dan terlibat dalam perilaku menyimpang," kata Siti Ma'rifah.
4. Marak pelecehan anak
Di Amerika Serikat terdapat fakta mencengangkan, yakni kelompok homoseksual berperan dalam terjadinya 33 persen pelecehan seksual kepada anak-anak. Padahal, jumlah populasi mereka hanya 2 persen dari keseluruhan penduduk Amerika.
Hal ini dapat berarti 1 dari 20 kasus homoseksual adalah pelecehan terhadap anak-anak. Tentunya hal mengerikan seperti ini harus dicegah bersama agar tidak terjadi di negara tercinta.
5. Mengancam lahirnya generasi baru
Seperti diketahui bersama bahwa aktivitas LGBT tentunya mengancam keberlangsungan generasi penerus bangsa.
Aktivitas seksual sesama jenis tidak memungkinkan untuk melahirkan generasi baru. Oleh karena itu, LGBT dapat dikatakan mengingkari hakikat makhluk hidup yang salah satunya memiliki ciri bereproduksi.
(Hantoro)