HUKUM, niat, dan keutamaan menjalankan puasa Muharram. Muharram merupakan termasuk satu dari empat bulan yang suci (haram) dan sangat mulia. Adapun 1 Muharram 1445 Hijriah akan jatuh pada 19 Juli 2023 Masehi.
Kemuliaan bulan Muharram sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Abu Bakrah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci), 3 bulan berurutan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharam, kemudian bulan Rajab Suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)
Hukum Puasa Muharram
Hukum puasa Muharram adalah sunnah sebagaimana ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Beliau menganjurkan umat Islam memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Berpuasalah sesuai kemampuan, tapi yang lebih tepat adalah tidak berpuasa Muharram sebulan penuh.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR Muslim nomor 1163, dari Abu Hurairah)
Sementara dalam riwayat lain, 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Syakban." (HR Muslim nomor 1156)
Adapun puasa Muharram yang sangat ditekankan adalah puasa Tasua (9 Muharram) dan puasa Asyura (10 Muharram). Bisa ditambah puasa Senin dan Kamis, lalu puasa Ayyamul Bidh setiap tanggal 13, 14, 15 Hijriah.
Niat Puasa Muharram
Niat puasa Muharram dimulai sejak malam hari. Batasan waktu niat sampai sebelum masuk waktu subuh. Jadi, selepas maghrib sudah bisa langsung berniat dalam hati untuk puasa besok.
Jika belum sempat niat dan bangunnya usai imsak atau subuh, bisa langsung berniat puasa sunnah dengan catatan belum makan, minum, atau mengerjakan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Niat berarti al-qashdu atau keinginan. Niat puasa adalah keinginan untuk berpuasa. Letak niat di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafazkan niat. Berarti niat di dalam hati saja sudah teranggap sahnya.
Ulama besar Muhammad Al Hishni menerangkan:
لا يصح الصوم إلا بالنية للخبر، ومحلها القلب، ولا يشترط النطق بها بلا خلاف
"Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazhkan." (Kifayatul Akhyar, halaman 248)
Kemudian ulama Muhammad Al Khotib berkata:
إنما الأعمال بالنيات ومحلها القلب ولا تكفي باللسان قطعا ولا يشترط التلفظ بها قطعا كما قاله في الروضة
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazhkan niat. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Ar-Roudhoh." (Al Iqna', 1: 404)
Keutamaan Puasa Muharram
Terdapat keutamaan puasa Muharram dalam yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, antara lain:
1. Menjalankan sunnah Rasulullah
Menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam merupakan bagian dari ibadah. Dijelaskan dalam Alquran Surat Ali Imran Ayat 31:
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Ali Imran: 31)
Dengan menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan banyak ampunan dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Kebaikan dalam melaksanakan puasa Muharram ini tentunya akan mengalir kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam karena beliau yang menganjurkannya.
2. Meraih pahala besar
Menjalankan puasa Muharram pasti akan meraih pahala besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini merupakan hal yang diharapkan bagi hamba Allah yang menginginkan surga-Nya.
Dari 'Amr bin 'Auf bin Zaid al Muzani radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
"Barang siapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun." (HR Ibnu Majah nomor 209)
3. Mengenang peristiwa bulan Muharram
Dengan melaksanakan puasa Muharram maka mengenang peristiwa yang terjadi pada bulan Muharram di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Salah satunya yakni hijrahnya Nabi Muhammad dari Kota Makkah ke Madinah. Kaum Muslimin bisa meneladani perjuangan Rasulullah yang luar biasa tersebut.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)