Dilansir "Buku Pintar Sains dalam Alquran" karya Dr Nadiah Thayyarah, bawang merah adalah makanan sekaligus obat. Di beberapa belahan dunia dan fase sejarah, bawang merah dikenal memiliki kelebihan istimewa.
Para Firaun Mesir Kuno sangat memerhatikan pentingnya bawang merah. Mereka mengandalkannya sebagai bahan masakan, menjadikan sebutan dalam sumpah mereka, bahkan nyaris saja mengultuskannya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya rekaman kisah yang ditulis di atas daun lontar dan dinding kuil ritual mereka.
Kemudian para Firaun juga meletakkan bawang bersama jasad mumi raja sebagai tanda untuk bernapas saat sang raja dibangkitkan lagi. Para tabib Mesir Kuno juga kerap meresepkan bawang merah sebagai obat untuk memperlancar air seni, memperbaiki gizi, dan menambah nafsu makan.
Bahkan dalam bahasa Mesir kuno, kata "tempat ibadah" dikaitkan dengan kata "bawang" dan berderivasi menjadi kata "bashal" (bawang merah) dalam bahasa Arab.
Kedokteran modern pun menegaskan kebenaran pendapat para dokter kuno. Lebih dari itu, banyak manfaat dan keistimewaan bawang merah yang kini baru terungkap serta dibahas secara lebih luas daripada apa yang pernah beredar di kalangan dokter kuno.