Yusuf akhirnya mengajak pria Muslim berbicara tentang trinitas, di mana dia mencoba jelaskan tentang bagaimana tiga itu menjadi satu.
Yusuf beserta pendeta dan ayahnya bertanya akan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kerap menjadi tujuan dari agama Islam. Sang pria Muslim itu pun menjelaskannya melalui bacaan Surat Al Ikhlas.
"Surat Al Ikhlas. Membayangkan kandungan makna yang indah. Allah adalah ahad (tunggal). Esa, satu, tak ada sekutu. Dan Allah mengurus semuanya. Allah tidak punya ayah, ibu, paman, tak ada kerabat. Dan tidak seperti apapun. Allah adalah ahad. Mengejutkan," kata Yusuf.
Pada kesempatan lain, pria berjanggut itu menemukan kesalahan serius dari Alkitab yang membuatnya yakin jadi mualaf. Keselamatan itu adalah saat Tuhan Yesus tak pernah menyebutkan dia sebagai umat Kristen.
"Sungguh telah ditemukan dalam alkitab, dia menyatakan bahwa mereka tidak pernah disebut Kristen," ujarnya.
Singkat cerita, pastor itu minta diantar ke masjid dan kembali dalam penampilan yang sangat berbeda hingga Estes hampir tidak mengenalinya. Pastor itu sudah masuk Islam.
Belum selesai dengan rasa terkejutnya dengan keputusan pastor itu memeluk Islam, giliran istrinya yang menyatakan niatnya untuk memeluk Islam.
“Saya sangat terkejut. Saya tidak bisa tidur,” kata Estes.
Jelang Subuh, Estes tak lagi mampu menutupi keinginannya untuk memeluk Islam. Dia keluar rumah, lalu menemukan sepotong kayu dan dia berdirikan kayu tepat di arah kiblat umat Islam.
"Ya Tuhan, jika Kau ada di sana, bimbing aku, bimbing aku,” ujarnya dalam hati kala itu.
Itulah kisah mualaf Yusuf Etes. Berawal dari ketidaksukaan terhadap Muslim hingga dibuat gelisah. Wallahu a'lam bisshawab.
(RIN)
(Rani Hardjanti)