Agar lebih mudah memahami cara-cara itu, Gus Baha memberi analogi (qiyas) sebagai berikut:
"(Hitungan) 1+1 berapa? Kamu menjawab 2 itu, nunggu saya beri hadiah Rp1 juta, atau tetap menjawab 2 demi menjaga status kewarasan (akal sehat) Anda? Tentunya tetap menjawab 2 kan?" ucap Gus Baha.
"Kenapa demikian? Karena 1+1 = 2 itu adalah hakikat. Dan hakikat itu, latahtaju ila ujroh, yang namanya mempertahankan hakikat itu, tidak lagi butuh upah. Jelas ya?" tuturnya.
"Sekarang Allah sebagai Tuhan itu hakikat atau bukan? Hakikat. Kemudian, jika seandainya kalian mengatakan begini: 'Ya Allah, jika Engkau kasih surga, saya akan katakan Engkau Tuhan. Namun jika tidak, tunggu dulu.' Orang yang seperti itu, waras atau tidak? Jawabannya, pasti tidak waras," ujar Gus Baha.
Dengan memahami itu, menurut Gus Baha, setiap Muslim akan berpikir, "Ya Allah, betapa malunya hamba, untuk mengatakan 1+1 = 2 hamba tidak butuh upah. Lalu kenapa untuk bersaksi bahwa engkau Tuhan, kita masih berharap surga, (takut neraka, bahkan sampai transaksional persoalan duniawi)? Betapa bodohnya kita," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)