Ia kemudian memberikan analogi lain. Misalnya ada rapat keamanan perumahan, lalu semua satpamnya ikut rapat, maka justru membuat bahaya, keamanan jebol.
Jadi, lanjut Gus Baha, sebaiknya memang perlu ada yang rapat, ada yang tetap jaga keamanan. Sederhana, ada yang rapat di PBNU, ada yang langsung ngajar Ahlussunah wal Jamaah.
"Perlu dicatat, saya ini pengajar kitab Risalah Ahlussunah wal Jamaah karya KH Hasyim Asy'ari, ngaji sorogan. Jadi saya benar-benar mempertahankan akidah Ahlussunah wal Jamaah lewat perbuatan. Nyata. Bukan hanya rapat, ini ngajar beneran," terangnya.
Gus Baha menegaskan, dalam kehidupan penting adanya orang yang suka mengaji dan belajar. Tidak semuanya ikut bagian rapat dan mengambil kebijakan. Sudah ada porsinya masing-masing agar tatanan sosial dan budaya tetap berjalan.
"Saya bagian ngaji, jadi jarang ikut rapat. Ada bagiannya masing-masing. Saya tidak mau rapat NU di PBNU bukan karena apa, yang rapat sudah banyak," imbuhnya.