DOKTER Richard Lee bertanya soal dosa riba kepada Ustadz Dr Khalid Basalamah Lc MA. Ia penasaran hal-hal yang membuat riba menimbulkan dosa dan dilarang Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Dari Jabir bin 'Abdillah, beliau berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya." Beliau mengatakan, "Mereka semua itu sama." (HR Muslim nomor 1598)
"Dosanya (riba) itu di mana ya Pak Ustadz?" tanya dr Richard Lee kepada Ustadz Khalid Basalamah, dikutip dari podcast YouTube dr Richard Lee MARS, Sabtu (14/10/2023).
Dokter Richard Lee mengatakan, jika melakukan pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, atau bahkan minum minuman beralkohol mendapat dosa masih masuk akal karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Namun, menurut dia, dalam riba tidak ada yang dirugikan, justru malah saling menguntungkan.
"Nabi bilang, jangan minum minuman alkohol, salah satunya menjaga tubuh kita sendiri. Tapi kan kalo riba ini enggak ada yang dirugikan, bahkan kita sama-sama diuntungkan?" tanya lagi dr Richard Lee kepada Ustadz Khalid Basalamah.
Ustadz Khalid Basalamah pun menjelaskan apa yang diharamkan atau apa yang menyebabkan dosa dalam agama Islam tidak selalu harus mempunyai dampak negatif bagi diri sendiri maupun sekitar.
"Dosa itu bukan definisinya adalah pada saat dia berefek negatif kepada orang. Dosa itu adalah sesuatu yang dilarang agama, dia berefek atau tidak berefek," jawabnya.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً
"Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali." (HR Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman. Syekh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan hadits ini shahih)
Ustadz Khalid juga menjelaskan bahwa dalam agama Islam ada waktu di mana seseorang bisa mengambil keuntungan dan ada juga saatnya berbagi kepada orang lain.
"Kalau dalam Islam gini, ada waktu dan masa hidup kita di mana kita memang mengambil keuntungan. Sda saatnya kita memang berbagi sosial. Kalau yang dokter bahasakan tadi itu kesannya semuanya arus ada manfaatnya. Lalu kapan kita harus membantu orang tanpa ada feedback-nya?" paparnya.
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, membantu orang lain, termasuk memberikan pinjaman uang tanpa bunga, merupakan aspek sosial.
"Jangan tunggangi kebutuhan orang. Dia lagi genting, kita tunggangin. Di mana sosialnya kalau gitu?" tuturnya.
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk selalu meminta feedback, apalagi saat dalam keadaan genting. Justru Islam mengimbau selalu membantu orang-orang yang sedang kesusahan.
"Di saat orang lain butuh, kamu bantu dia. Bantunya tuh jangan berharap balasan, kecuali dari Tuhan," ucap Ustadz Khalid Basalamah.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)