Ayat 6
Ada yang menafsirkan ‘najm’ dengan tumbuhan yang tidak berbatang, sedangkan ‘syajar’ dengan tumbuhan yang memiliki batang. Ada pula yang menafsirkan najm di sini dengan bintang, yakni bintang yang ada di langit dan pepohonan yang ada di bumi mengenal Tuhannya, sujud, taat dan tunduk kepada-Nya. Dia menundukkannya untuk maslahat dan manfaat hamba-hamba-Nya.
Ayat 7
Sebagai atap untuk makhluk-makhluk di bumi.
Ayat 8
Yakni, keadilan di antara hamba-hamba-Nya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Mizan (timbangan atau keseimbangan) di sini bukan hanya sekedar timbangan saja, akan tetapi termasuk pula takaran yang dengannya dapat diukur segala sesuatu, pengukur untuk mengukur sesuatu yang belum jelas dan hakikat yang dengannya dipisahkan di antara makhluk serta ditegakkan keadilan di antara mereka. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman di ayat selanjutnya, “Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
Ayat 9
Hal itu, karena jika Allah tidak menurunkan keseimbangan itu dan menyerahkan perkara tersebut kepada akal dan pendapat mereka yang terbatas, tentu akan terjadi kerusakan yang besar yang hanya diketahui oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan tentu langit dan bumi akan hancur.
Ayat 10
Yakni, jangan kamu kurangi keseimbangan itu dan kamu kerjakan hal yang bertentangan dengannya, yaitu zalim, aniaya dan melampaui batas.
Demikianlah penjelasan ringkat mengenai tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 1–10 beserta keutamaannya yang luar biasa besar. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)