HADITS tentang pahala bekerja. Mencari nafkah atau bekerja termasuk amalan mulia yang patut diniatkan dengan ikhlas sehingga bisa meraih pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Keutamaan bekerja amat luar biasa, pahalanya sangat besar, bahkan bisa menjadi tameng dari jilatan api neraka.
Berikut ini beberapa hadits tentang pahala bekerja mencari nafkah untuk keluarga, sebagaimana telah Okezone himpun:
1. Bekerja menuai pahala besar
Dilansir Rumaysho.com, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menyampaikan riwayat dari Sa'ad bin Abi Waqqosh, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فِى امْرَأَتِكَ
"Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR Bukhari nomor 56)
Imam Al Bukhari memasukkan hadits ini pada pembahasan "setiap amalan tergantung pada niat". Ini menunjukkan bahwa mencari nafkah bisa menuai pahala jika diniatkan dengan ikhlas untuk meraih wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun jika itu hanya aktivitas harian semata, atau yakin itu sekadar kewajiban suami, belum tentu berbuah pahala.
2. Memberi nafkah termasuk sedekah
Dari Al Miqdam bin Ma'dikarib, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ
"Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah." (HR Ahmad 4: 131. Syekh Syu'aib Al Arnauth mengatakan hadits ini hasan)