Jocelin dan ibunya sempat berdebat, namun hubungan mereka tetap baik-baik saja. Sebab yang diperdebatkan adalah masalah keyakinan. Jocelin juga berulang kali sempat mengajak ibunya untuk keluar dari Islam. Akan tetapi ibunya masih teguh dengan pendiriannya itu.
Suatu hari Jocelin ingin pergi keluar negeri, yaitu Inggris untuk berkerja. Sebelum pergi, ibunya mendoakan anaknya itu dengan kalimat yang sebelumnya ia belum dengar sama sekali.
Ibunya berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, semoga Jocelin tetap dalam perlindungan selama perjalanan, sehingga dapat selamat hingga sampai tujuan.
Sesampainya di Inggris, Jocelin membuka kopernya. Ternyata ibunya membekalinya sebuah Alquran. Di halaman pertama Alquran tersebut ibunya menuliskan, jika anaknya ingin berdebat soal Islam, maka harus dipahami terlebih dahulu apa itu Islam.
"Aku rasa ini masuk akal," kata Jocelin.
Akhirnya dia membaca Alquran halaman demi halamannya. Sampai di mana ia selesai membacanya, ada rasa tercabik-cabik di dalam benaknya. Nah, dari sinilah perjalanan spiritual Jocelin dimulai.
Ia pun melanjutkan pengetahuan Islam ini dengan melakukan studi perbandingan antara Alquran, Taurat, dan Injil. Setelah dipelajari lebih dalam, ternyata isi di dalam Alquran membuat Jocelin mendapat semua jawaban yang selama ini dicari.
Berkat kebenaran Alquran, akhirnya Jocelin memutuskan menjadi mualaf. Ternyata Alquran yang dibekali oleh ibunya itu membuat dirinya menemukan jalan kebenaran.
Allahu a'lam.
(Hantoro)