YOGYAKARTA - Musyawarah Nasional (MUNAS) 1 Asosiasi Rumah Tahfizh Indonesia (ARTI) memutuskan Ketua Umum (Ketum) dan Sekretaris Umum (Sekum) periode 2023-2026. Muhammad Bisyri yang merupakan Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Daarul Qur’an terpilih sebagai ketua umum (Ketum) dan Maulana Kurnia Putra yang adalah Pimpinan PPPA Daarul Qur’an Perwakilan Yogyakarta menjadi Sekretaris Umum (Sekum).
Keputusan ini berdasarkan hasil rapat musyawarah pimpinan ARTI dan dibacakan langsung Ketua Pimpinan Sidang MUNAS, Zainal Umuri. “Hasil rapat Musyawarah Pimpinan menetapkan Ketua Umum ARTI 2023 - 2026 adalah Muhammad Bisyri dan Sekretaris Umum ARTI 2023 - 2026 ialah Maulana Kurnia Putra,” ujar Zainal.
Terpilih menjadi Ketum, Muhammad Bisyri yang juga Ketua Panitia MUNAS 1 ARTI berharap bisa menjalankan amanah dengan baik. Langkah-langkah yang akan ditempuh ARTI ke depan sudah tercantum dalam program kerja yang dibahas bersama seluruh peserta MUNAS yang juga kini menjadi anggota ARTI.
Dia memastikan, kegiatan ARTI ke depan akan fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan penguatan rumah Tahfizh dan pengembangannya dan tidak akan bersinggungan dengan kepentingan politik. Hal itu mengingat pesan dari KH. Ahsin Sakho Muhammad yang merupakan Pakar Ilmu Al-Qur’an di Indonesia.
"Kyai Ahsin juga mengingatkan bahwa kita diwanti-wanti betul untuk jangan menarik organisasi ini dalam ranah kepentingan politik praktis. Program kerja ARTI ada empat bidang yakni Advokasi dan Penguatan, Penjaminan Mutu, Pengembangan Jaringan dan Kemandirian Rumah Tahfzih,” tutur Ustadz Bisyri sapaan akrabnya.
Munas ARTI digelar pertama kalinya di Aula Tahfidz Tower PPTQ SahabatQu pada 17-18 Desember 2023. ARTI dibentuk untuk menaungi rumah-rumah tahfizh di seluruh Indonesia. Pimpinan Umum Daarul Qur’an, KH. Yusuf Mansur mengatakan, ARTI adalah payung dan rumah besarnya rumah-rumah tahfizh di seluruh Indonesia dan mancanegara.
"Masih jadi satu-satunya dan resmi negara. Izin Allah, Alhamdulillah. Dan nanti bekerjasama dengan negara, di urusan tahfizh, dakwah, syiar, dan pendidikan Qur'an di Tanah Air,” kata Ustadz Yusuf Mansur.
ARTI dididirikan untuk mengoptimalisasi gerakan dan arah program Rumah Tahfizh di seluruh Indonesia dan meningkatkan kualitas program Pendidikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh.
Di bawah naungan Rumah Tahfizh Center (RTC) Daarul Qur’an sendiri saat ini telah berdiri sebanyak 1.688 rumah tahfizh dengan 91.103 santri di seluruh Indonesia. Ketua Panitia Munas 1 ARTI Ustadz Muhammad Bisry mengatakan, antusias masyarakat dengan hadirnya ARTI sangat besar.
“Alhamdulillah atas izin Allah sampai per Sabtu (16/12) malam, ada 149 peserta perwakilan Rumah Tahfizh dari 137 lembaga perwakilan meliputi 1.029 lokasi program Rumah Tahfizh dan Lembaga Pendidikan Qur’an di 14 provinsi yang telah mendaftar untuk ikut serta dalam MUNAS 1 ARTI ini. Jumlah ini tentu masih akan terus bertambah,” ujarnya.
Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Waryono Abdul Ghofur menanggapi dengan baik keberadaan ARTI. Menurut Waryono, berdirinya ARTI sangat tepat untuk memperkuat pendidikan Al-Qur’an di Indonesia.
“Saya menyambut dengan gembira terbentuknya ARTI. Kekuatan Islam itu berjamaah, maka ARTI adalah pusat berkumpul di satu tempat untuk berjalan bersama memajukan pendidikan Al-Qur’an,” tuturnya.
(Maruf El Rumi)