ABU Nawas mempunyai keledai yang sangat penurut. Ke mana pun Abu Nawas pergi, selalu mengajak keledainya.
Banyak orang mengagumi keledai milik Abu Nawas, bahkan ada beberapa orang yang menawar ingin membelinya dengan harga tinggi. Tapi, Abu Nawas selalu menolaknya.
Suatu hari saat Abu Nawas berkeliling kampung bersama keledainya. Ia dibuntuti dua orang diduga pencuri. Mereka tampak ingin mengincar keledainya Abu Nawas.
Saat adzan dzuhur berkumandang, Abu Nawas pun berhenti sejenak di sebuah masjid untuk menunaikan sholat. Ia lalu mencari sebuah pohon untuk mengikatkan keledainya. Tapi, Abu Nawas tidak menyadari ada dua orang yang mengikutinya.
"Kau tunggulah di sini, aku akan ke masjid dahulu," ucap Abu Nawas ke keledainya seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official.
Ketika Abu Nawas pergi masuk ke masjid, dua orang pencuri itu segera mendekati keledai tersebut. "Kita kelabui saja Abu Nawas. Bawalah keledai ini pulang dan aku akan berpura-pura jadi keledainya," ucap salah seorang pencuri.
Kemudian pencuri yang lain membawa pergi keledai milik Abu Nawas. Sementara itu seorang pencuri berpura-pura menjadi keledai.
Dia mengikatkan tali keledai tersebut ke lehernya sendiri. Tujuannya agar Abu Nawas percaya bahwa keledainya telah berubah menjadi manusia.
Usai menunaikan sholat, Abu Nawas kembali mendatangi keledainya. Alangkah terkejutnya dia saat mendapati keledainya berubah menjadi manusia.
"Apakah kau keledaiku?" tanya Abu Nawas heran.
"Iya aku adalah keledaimu. Selama ini aku dikutuk menjadi seekor keledai, tapi berkat kebaikanmu, aku kembali menjadi manusia," jawab si pencuri berpura-pura.
Abu Nawas tidak mau percaya begitu saja, sebab dilihat banyak kejanggalan. "Mana mungkin keledai bisa jadi manusia. Dia pasti mau mengelabui aku," pikirnya dalam hati.
Tapi, Abu Nawas tidak mau kalah. Dia mendapat ide untuk membuat si pencuri kapok. "Baiklah sekarang antarkan aku ke rumah Tuan Hakim. Aku ada janji bertemu dengannya," perintah Abu Nawas.
Abu Nawas lalu naik ke atas punggung si pencuri dan menyuruhnya berjalan dengan merangkak seperti keledai. Pencuri itu menyesal kenapa menyamar sebagai keledai, harusnya tadi kabur saja dengan temannya.
Kini dia pun terikat seperti seekor keledai, bahkan saat Abu Nawas menungganginya banyak orang bertanya tentangnya.
"Abu Nawas, mana keledaimu yang penurut?" tanya orang-orang di setiap jalanan kota.
"Dia ini keledaiku. Dia telah menjadi manusia karena kebaikan hatiku," jawab Abu Nawas.
Betapa malunya si pencuri karena menjadi tontonan warga di jalanan. Sementara untuk sampai ke rumah Tuan Hakim butuh waktu yang cukup lama.
Hal itu membuat pencuri yang menyamar sebagai keledai menjadi kelelahan, bahkan kaki dan tangannya memerah seperti melepuh.
Akhirnya sampailah Abu Nawas di rumah Tuan Hakim dengan menaiki punggung si pencuri. Melihat hal itu, Tuan Hakim terkejut bukan main, bahkan sampai memarahi Abu Nawas.
"Hei Abu Nawas, kau kejam sekali! Kau ke sini menunggang manusia," ujar Tuan Hakim.
Abu Nawas selalu mendekati Tuan Hakim dan menceritakan semuanya, termasuk tentang keledainya yang berubah menjadi manusia.
"Tuan Hakim, dia itu seorang pencuri yang coba mengelabui hamba, makanya hamba ingin memberi dia pelajaran," bisik Abu Nawas kepada Tuan Hakim.
"Oo jadi begitu ceritanya. Sebaiknya kita ke dalam dulu Abu Nawas," ajak Tuan Hakim.
Abu Nawas lalu mengikat si pencuri ke salah satu pohon layaknya seekor keledai. Sementara itu teman si pencuri ternyata mengikuti Abu Nawas. Dia hendak menyelamatkan temannya yang pura-pura menjadi keledai.
Abu Nawas pun masuk ke rumah Tuan Hakim. Mereka berpura-pura diskusi, padahal sedang mengintai si pencuri yang terikat. Benar saja tiba-tiba muncullah salah satu temannya untuk menolong.
Dia berusaha menyelamatkannya dengan melepaskan tali yang mengikat pada leher kawannya itu. Namun karena kaki temannya luka parah, dia kesulitan membawa temannya tersebut.
Akhirnya Tuan Hakim dan Abu Nawas langsung memergoki mereka. "Siapa sebenarnya kalian?" tanya Tuan Hakim.
"Maafkan kami Tuan Hakim. Kami adalah pencuri. Niatnya kami ingin mengelabui Abu Nawas, tapi malah kami yang kena batunya," jawab kedua pencuri tersebut.
"Kembalikan keledai Abu Nawas atau kalian akan aku masukkan ke penjara!" ancam Tuan Hakim.
"Baik Tuan Hakim," jawab mereka berdua.
Kemudian salah seorang pencuri pulang ke rumah untuk mengambil keledai Abu Nawas dan mengembalikannya. Setelah keledai tersebut dikembalikan kepada Abu Nawas, Tuan Hakim memberi nasihat kepada dua pencuri itu.
"Sebenarnya aku hendak menghukum kalian, tapi melihat luka yang dialami temanmu, aku tidak sampai hati. Aku mau mengampuni kesalahan kalian, tapi dengan syarat kalian tidak akan mengulangi perbuatan ini," tutur Tuan Hakim.
Akhirnya Abu Nawas mendapatkan kembali keledainya. Tentunya keledai sungguhan, bukan keledai berkepala manusia. Sedangkan kedua pencuri itu menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mencuri lagi.
Allahu a'lam.
(Hantoro)