Kurangnya reaksi masyarakat terhadap apa yang oleh Mahkamah Internasional disebut sebagai genosida mungkin sejalan dengan sikap Pemerintah Jepang terhadap konflik tersebut.
Jepang mengikuti jejak Amerika Serikat dan negara-negara Barat dalam menolak seruan gencatan senjata, dan justru menyerukan "jeda kemanusiaan." Jepang juga terus mendukung Israel dalam haknya untuk "membela diri."
Mereka juga memutuskan menghentikan pendanaan untuk UNRWA bersama AS, Kanada, Italia, Jerman, dan negara-negara lain berdasarkan tuduhan Israel atas keterlibatan organisasi tersebut dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Yusuke mencatat bahwa Jepang tampaknya hanya "meniru respons AS terhadap perang."
Dia menambahkan, "Apakah perlu membunuh anak-anak dan perempuan, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan museum demi membela diri? Ini jelas merupakan tindakan arogansi dan barbarisme yang melanggar hukum kemanusiaan internasional. Saya dengan tegas memprotes pernyataan Pemerintah Jepang yang membela Israel."
Yusuke mengatakan bahwa kedua pihak dalam perang tersebut jelas tidak seimbang dan tidak setara, dan Israel bersama negara-negara Barat telah menghancurkan hak asasi manusia Palestina.
Ia menilai menghentikan pendanaan untuk UNRWA hanya akan memperburuk keadaan. "Ini adalah genosida yang akan tercatat dalam sejarah dunia. Saya memprotes ini tanpa pertanyaan," tegasnya.
PBB pada 5 Februari 2024 menyatakan bahwa lebih dari 100.000 warga Palestina di Gaza telah terbunuh, terluka, atau hilang ketika Israel terus membombardir.
(Hantoro)