Ia benar-benar panglima perang yang pemberani dan berpengaruh dalam sejarah Islam. Keberaniannya membawa pasukan Islam memenangi pertempuran demi menegakkan perjuangan Islam melawan orang-orang kafir.
Khalid bin Walid juga merupakan sahabat yang diutus langsung oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam untuk menghancurkan Uzza, salah satu berhala bangsa Arab Jahiliyah.
Tentunya sebagai panglima perang, Khalid bin Walid mengharapkan mati syahid saat berjihad di medan pertempuran. Meski ia telah turun dalam perang lebih dari ratusan kali, Allah Azza wa Jalla memiliki kehendak lain. Khalid pun diwafatkan di tempat tidurnya.
Pada tanggal 18 Ramadhan 21 Hijriah, kabar Khalid bin Walid meninggal dunia tersebar ke penjuru Negeri Suriah. Kepergiannya tepat di umur 50 karena sakit.
Pada detik-detik sebelum meninggal dunia, Khalid bin Walid berkata:
"Aku telah turut serta dalam 100 perang atau kurang lebih demikian. Tidak ada satu jengkal pun di tubuhku, kecuali terdapat bekas luka pukulan pedang, hujaman tombak, atau tusukan anak panah. Namun lihatlah aku sekarang akan wafat di atas tempat tidurku. Maka janganlah mata ini terpejam (wafat) sebagaimana terpejamnya mata orang-orang penakut. Tidak ada suatu amalan yang paling aku harapkan daripada laa ilaaha illallaah, dan aku terus menjaga kalimat tersebut (tidak berbuat syirik)." (Khulashah Tadzhib Tahdzibul Kamal oleh Shafiyuddin al-Anshari, halaman 103)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)