3. Membangun masjid
Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
"Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya." (HR Muslim 1560)
Sebab di masjid, nama Allah Subhanahu wa ta'ala diagungkan dan ditinggikan. Tempat ditegakkan sholat, ayat-ayat Alquran dibacakan, ilmu agama disebarkan, umat Islam berkumpul, untuk maslahat agung lainnya.
Allah Subhanahu wa ta'ala memuji masjid dalam ayat suci Alquran:
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ
"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang." (QS An-Nur: 36)
Maka itu, orang yang membangun masjid, dia akan memperoleh pahala dari setiap aktivitas kebaikan yang dilakukan di masjid tersebut. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
"Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharap wajah Allah, maka Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga." (Muttafaqun ‘alaihi)
4. Menghadiahkan mushaf Alquran
Menghadiahkan kitab suci Alquran berarti memberi fasilitas orang lain untuk bisa mendapatkan pahala sebanyak huruf yang dibaca dalam Alquran. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
"Siapa yang membaca satu huruf dalam Alquran maka dia mendapatkan satu pahala. Dan satu pahala dilipatkan 10 kali." (HR Turmudzi 3158)
Terutama ketika hadiah Alquran itu tepat sasaran. Benar-benar diberikan kepada mereka yang rajin membaca Alquran atau mereka yang menghafalkan Alquran.
Sangat disayangkan jika Alquran yang diberikan itu salah sasaran. Diterima oleh mereka yang jarang membaca Alquran, kecuali di bulan Ramadhan.
5. Anak salih
Anak salih adalah harta yang paling tidak ternilai. Ketika orangtua mendidik anaknya, maka dia akan mendapatkan pahala dari amal salih yang dilakukan anaknya. Karena setiap orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, dia akan mendapatkan pahala selama orang itu mengamalkan ilmunya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
"Siapa yang mengajak ke jalan petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR Muslim 2674)
Sehingga tidak semua orangtua mendapatkan pahala dari amal anaknya. Kecuali jika orangtua yang mengajarkan kebaikan atau mengarahkan anak itu untuk belajar kebaikan.
Syaikhul Islam mengatakan:
النبي صلى الله عليه وسلم لم يجعل للأب مثل عمل جميع ابنه ، ولا نعلم دليلا على ذلك ، وإنما جعل ما يدعوه الابن له من عمله الذي لا ينقطع
"Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam tidaklah menjadikan pahala untuk bapak sama dengan pahala amal anaknya. Kami tidak mengetahui adanya dalil tentang itu. Namun beliau jadikan ajakan kebaikan kepada anaknya, bagian dari amal orang tuanya, yang tidak akan terputus." (Jami’ul Masail Ibnu Taimiyah, 4/266)
Allahu a'lam.
(Hantoro)