Sejarah Islam di Azerbaijan, Negara Muslim tapi Sekutu Israel

Hantoro, Jurnalis
Rabu 22 Mei 2024 11:36 WIB
Ilustrasi sejarah Islam di Azerbaijan negara Muslim tapi sekutu Israel. (Foto: Shutterstock)
Share :

SEJARAH Islam di Azerbaijan yang merupakan negara Muslim tapi sekutu Israel dibahas dalam artikel berikut ini. Republik Azerbaijan adalah sebuah negara di persimpangan Benua Eropa dan Asia Barat. 

Azerbaijan berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di barat, serta Iran di selatan. Sementara Republik Otonomi Nakhichevan (sebuah eksklave milik Azerbaijan) berbatasan dengan Armenia di sebelah utara, Iran di selatan, dan Turki di barat. 

Mayoritas populasi penduduk Azerbaijan adalah Syiah dan turunan Turki Barat, dikenal sebagai Azerbaijani, atau singkatnya Azeri.

Azerbaijan merupakan negara sekuler dan telah menjadi anggota dari Dewan Eropa sejak 2001. Mereka juga negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Azerbaijan Sekutu Israel

Azerbaijan dan Israel mulai menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1992 setelah kemerdekaan Azerbaijan dari Uni Soviet. Keduanya memiliki hubungan strategis dan ekonomi yang kuat. 

Israel membantu Azerbaijan dalam modernisasi militer dan keamanan. Israel juga dilaporkan diam-diam membantu Azerbaijan merebut kembali Nagorno-Karabakh dari separatis pro-Armenia.

Israel disebut mengirim senjata-senjata kuat ke Baku, ibu kota Azerbaijan. Hal tersebut diungkapkan oleh para ahli dan pejabat-pejabat Armenia. 

Sejarah Islam di Azerbaijan

Dikutip dari nu.or.id, Islam pertama kali datang ke Azerbaijan pada abad 7 Masehi. Kehadiran Islam ini dibawa oleh seorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yaitu Saad bin Abi Waqqash.

Hal itu sebagaimana diceritakan Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie melalui sambungan video langsung saat diskusi hasil riset mutakhir Dari Mana Masuknya Islam ke Nusantara di Gedung X Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada 21 November 2018.

Ia menjelaskan bahwa negara yang berada di Dataran Rendah Pegunungan Kaukasus itu menyimpan banyak sejarah kerajaan, meliputi Seljuk, Ottoman, Syafawi, hingga Byzantium. "Banyak peninggalan yang bisa kita lihat," katanya.

Di antara peninggalan tersebut, ternyata memiliki hubungan erat dengan Indonesia. Sebab di sana ada ulama besar abad 12, tepatnya di zaman Syirwansyah. Di situ juga ada makam Maulana Yahya Al Baghwi, ahli di berbagai bidang pengetahuan. Ia mengajar anak-anak Raja Syirwansyah.

Husnan mengungkapkan Maulana Yahya menulis 30 buku pada abad 13, di antaranya yang paling terkenal di Indonesia adalah kitab Asroruddin atau disebut juga Asror Akhyar. 

Hubungannya dengan Indonesia bukan saja dilihat dari kitab karya ulama Azerbaijan yang dikaji di Indonesia, melainkan dari kemiripan benda arkeologisnya, yakni nisan.

Sekira 150 kilometer dari Baku, ibu kota Azerbaijan, terdapat kota yang banyak didatangi orang Arab yang dinamai Syamaghe, yang berasal dari kata Syam akhi (orang Syam saudaraku).

Di dekatnya ada Maraza, sebuah kota yang menjadi pusat pengobatan. Maraza, kata Husnan, berasal dari kata Marodo (tempat orang sakit). Di situlah terdapat makam kuno sekira abad 8, 9, sampai 12. Di Sulu di daerah atas, ada makam lebih kuno lagi, artefak tulisan batu.

Mengutip Bastian, tim peneliti UI, ia mengatakan bahwa nisan makam tersebut sama persis yang ditemukan di Barus dan Aceh. Ada kemungkinan, lanjutnya, ditemukan di wilayah lainnya.

"Kita harus membongkar rahasia ini. Saya mengundang tokoh Indonesia untuk membangun untuk meneliti ini," pungkas pria asal Jakarta tersebut.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya