Setelah itu, Oliv mulai merasa nilai-nilai ketuhanan dalam agama Islam lebih masuk akal. Ini membuatnya yakin untuk menjadi mualaf.
"Selama aku di agama sebelumnya memang banyak banyak pertanyaan yang takut aku tanyakan kepada orang yang lebih paham, dan membuat aku terombang-ambing di agama tersebut. Jadi aku enggak pernah bertanya dan memilih diam," bebernya.
Setelah sekira sebulan mempelajari Islam, keluarga mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya. Sampai pada akhirnya Oliv menyampaikan tentang keraguannya dengan agama yang dianut saat itu. Namun, orangtuanya menanggapi dengan kurang baik.
Setelah menguatkan hati dan niat, Oliv mencari tahu tempat untuk bisa bersyahadat. Perhatiannya tertuju pada Masjid Lautze 2 Bandung.
Sepulang dari masjid dan memeluk agama Islam, Oliv memutuskan mememberitahunya kepada keluarga besar. Keluarga merespons dengan menentang hal tersebut. Orangtuanya sampai melontarkan kata-kata kasar saat mendengarnya.
Bahkan setelah pindah rumah, ibunda Oliv makin bersikap kasar hingga memukuli dengan tangkai sapu dan benda-benda lainnya. Tidak jarang makian dan tamparan juga diberikan.
Namun lambat laun, hati orangtua Oliv mulai luluh dan menerima keputusan anaknya memeluk Islam. Meskipun, belum sepenuhnya dan masih berharap bahwa Oliv kembali ke agama lamanya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)