Ketiga, katering jemaah haji bercitarasa Indonesia; penggunaan bumbu masakan dan juru masak (chef) asal Indonesia. Selain untuk menjaga cita rasa khas kuliner Indonesia, ini berdampak meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri dan membangun ekosistem ekonomi haji yang prospektif;
Keempat, perubahan batik jemaah haji. "Selain nilai estetis yang baik, perubahan model batik jemaah haji mempunyai makna tersendiri. Ini membuat jemaah haji Indonesia lebih mudah dikenali," tutur Gus Men –sapaan akrabnya.
Kelima, layanan Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas. "Di mana tahun 2024 ini berjumlah kurang lebih 45.000 jemaah dengan layanan khusus yang terus ditingkatkan," paparnya.
Semua langkah peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji ini, lanjut Gus Men, dilakukan agar jemaah haji Indonesia dapat beribadah dengan sebaik-baiknya.
"Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas komitmen dan kerja keras para petugas ibadah haji yang tak kenal lelah melayani para jemaah Indonesia," ujar Gus Men.
Ia menyadari bahwa proses peningkatan kualitas bukanlah upaya sesaat, namun harus dilaksanakan secara berkesinambungan. "Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon perhatian kita semua untuk bersama-sama meningkatkan komitmen pada upaya perbaikan penyelenggaraan ibadah haji yang berkesinambungan," pungkasnya.
(Hantoro)