Menurut dia, Observatorium Bosscha dengan fasilitas dan keahlian yang dimilikinya menjadi tempat yang ideal untuk pelatihan ini.
"Peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan simulasi pengamatan hilal secara langsung, serta bisa eksplor guna memperkuat pemahaman praktis mereka," imbuhnya.
Dirinya berharap kegiatan yang digelar selama lima hari ini bisa dimanfaatkan dengan baik, karena pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan merupakan para pakar, baik dari Observatorium Bosscha maupun Tim Hisab Rukyat Kemenag.
Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag Ismail Fahmi mengatakan para peserta menerima berbagai materi, termasuk teori hisab rukyat, teknik observasi hilal, penggunaan instrumen astronomi modern, hingga kajian falak.
"Kegiatan ini merupakan upaya dan komitmen Kemenag untuk terus memperluas dan mengembangkan kajian ilmu falak di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Melalui kerja sama ini, ia berharap dapat terus melahirkan generasi baru pakar falak yang dapat diandalkan dalam penentuan waktu-waktu ibadah penting bagi umat Islam di Indonesia.
"Dengan peningkatan kapasitas ini diharapkan bisa melahirkan pakar-pakar falak yang expert dalam rukyatulhilal sebagai sumber rujukan masyarakat," tandasnya.
(Hantoro)