APA perbedaan puasa Daud dengan puasa Nabi Idris yang dikerjakan Ustadz Maulana? Sebagaimana diberitakan, dai kondang Ustadz Maulana selalu mengerjakan puasa Nabi Idris sejak sang istri, Nur Alia, meninggal dunia pada enam tahun lalu.
Ustadz Maulana mengatakan istrinya wafat di usia pernikahan mereka yang memasuki 10 tahun 5 bulan 2 hari. Keduanya pun dikaruniai empat anak.
Semenjak kepergian istrinya itu, Ustadz Maulana mengungkapkan rajin mengerjakan puasa Nabi Idris Alaihissallam. Puasa ini dilakukan setiap hari.
Ustadz Maulana menerangkan bahwa tujuan melaksanakan puasa Nabi Idris ini untuk menekan hawa nafsu dalam dirinya. Pasalnya saat ini dia hidup seorang diri tanpa didampingi istri.
"Tidak bisa. Makanya saya setiap hari puasa. Puasa Idris yang saya lakukan salah satunya adalah bagaimana saya bisa menjaga diri. Yang Namanya laki-laki, manusia tidak mungkin, pasti ada nafsu. Dari sinilah saya harus tekan nafsu ini dengan cara berpuasa Idris," jelasnya, dikutip dari unggahan video viral akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Kamis (19/9/2024).
Perbedaan Puasa Nabi Idris dengan Puasa Daud
Ustadz Maulana mengungkapkan puasa Nabi Idris memiliki perbedaan dengan puasa Daud. Puasa Nabi Idris dilakukan setiap hari, sementara puasa Daud selang-seling atau hari ini puasa kemudian besoknya tidak.
"Kalau puasa Daud hari ini puasa, besok tidak. Tapi kalau puasa Idris setiap hari. Bagaimana saya harus berpuasa menahan diri," papar dai asal Makassar ini.
Adapun informasi khusus mengenai tata cara puasa Nabi Idris tidak dijelaskan secara rinci dalam berbagai sumber. Namun, ada beberapa keterangan yang menjelaskan bahwa puasa Nabi Idris dikenal mengerjakan puasa setiap hari tanpa terputus.
Nabi Idris Alaihissallam sendiri dikenal memiliki amalan puasa setiap hari pada siang hari sepanjang masa. Kemudian beliau selalu sholat sepanjang malam setelah berbuka puasa sampai matahari terbit. Demikian sebagaimana dihimpun dari laman IAIN Kudus.
Puasa Nabi Idris dinilai sebagai amalan yang sangat berat dan tidak disyariatkan bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam pada zaman sekarant. Puasa ini hanya dilakukan orang-orang tertentu yang memiliki tingkat ketakwaan tinggi pada masanya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)