Selain peran sebagai imam dan khatib di Masjidil Haram, Syekh Maher juga aktif dalam dunia akademik. Saat ini beliau menjabat sebagai Asisten Profesor di Departemen Studi Kehakiman di Fakultas Studi Kehakiman dan Hukum di Universitas Ummul Qurra. Beliau juga memegang posisi sebagai Dekan Fakultas Studi Pascasarjana dan Penelitian Ilmiah di universitas tersebut.
Pada bulan Ramadhan, masjid tempat Syekh Maher memimpin sholat selalu dipenuhi oleh jamaah yang ingin mendengarkan lantunan merdu bacaan Alquran beliau. Ketokohan dan pengaruhnya dalam masyarakat tidak hanya diakui oleh kalangan umum, tetapi juga oleh keluarga kerajaan.
Kecintaan masyarakat terhadap Syekh Maher kian bertambah setelah beliau diangkat sebagai penasihat Pangeran Abdul Majid di Makkah. Namun, Syekh Maher memutuskan untuk meninggalkan peran tersebut dan fokus mengajar di Universitas Raja Saud di Makkah.
Kisah hidup Syekh Maher adalah contoh inspiratif bagi kita semua bahwa latar belakang pendidikan umum tidak menjadi penghalang untuk mendalami ilmu agama.
Meski awalnya Syekh Maher adalah seorang ahli di bidang matematika, Allah Subhanahu WA Ta'ala membukakan hatinya untuk memperdalam ilmu syariah, hingga akhirnya Allah Ta'ala memuliakan beliau dengan posisi terhormat sebagai imam dan khotib di Masjidil Haram.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)