SYEKH Dr Maher bin Hamad Al-Mu'aiqly hafizhahullah lahir di Kota Madinah, Arab Saudi, pada 18 Syawal 1388 Hijriah atau 7 Januari 1969 Masehi. Beliau dikenal sebagai salah satu imam Masjidil Haram yang tidak hanya memiliki hafalan Alquran luar biasa, tetapi juga keahlian dalam bidang ilmu matematika.
Dilansir unggahan akun Instagram @fawaidharamain, Syekh Maher memulai sebagai imam tarawih di Masjid Nabawi pada tahun 2005-2006, sebelum akhirnya ditunjuk secara langsung oleh keluarga kerajaan untuk menjadi imam di Masjidil Haram pada tahun 2007.
Secara resmi, beliau diangkat sebagai khatib pada tahun 2016, dengan khotbah pertamanya yang disampaikan di Masjidil Haram pada tanggal 15 Juli 2016. Sejak masa kecilnya, Syekh Maher telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu matematika. Minat ini ia lanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Meskipun beliau mengenyam pendidikan formal di sekolah umum dari tingkat dasar hingga menengah atas, hal ini tidak menghalanginya untuk mendalami ilmu agama dan menghafal Alquran. Sebelum menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA, Syekh Maher telah menamatkan hafalan Alquran 30 juz dengan sempurna.
Selepas lulus SMA, beliau melanjutkan studi di Madinah pada jurusan pendidikan matematika. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Syekh Maher memulai karier sebagai guru matematika di Madrasah Al-Amir Abdul Majid di Makkah. Meskipun memiliki karier di bidang matematika, kecintaannya terhadap ilmu agama Islam tidak pernah padam. Beliau secara rutin menjadi imam di berbagai masjid di Tanah Suci Makkah dan Madinah.
Ketertarikan Syekh Maher pada ilmu agama Islam makin mendalam yang mendorongnya melanjutkan studi di bidang syariah. Beliau menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana di Universitas Ummul Qurra, Makkah, dan memperoleh gelar PhD pada tahun 2012.
Selain peran sebagai imam dan khatib di Masjidil Haram, Syekh Maher juga aktif dalam dunia akademik. Saat ini beliau menjabat sebagai Asisten Profesor di Departemen Studi Kehakiman di Fakultas Studi Kehakiman dan Hukum di Universitas Ummul Qurra. Beliau juga memegang posisi sebagai Dekan Fakultas Studi Pascasarjana dan Penelitian Ilmiah di universitas tersebut.
Pada bulan Ramadhan, masjid tempat Syekh Maher memimpin sholat selalu dipenuhi oleh jamaah yang ingin mendengarkan lantunan merdu bacaan Alquran beliau. Ketokohan dan pengaruhnya dalam masyarakat tidak hanya diakui oleh kalangan umum, tetapi juga oleh keluarga kerajaan.
Kecintaan masyarakat terhadap Syekh Maher kian bertambah setelah beliau diangkat sebagai penasihat Pangeran Abdul Majid di Makkah. Namun, Syekh Maher memutuskan untuk meninggalkan peran tersebut dan fokus mengajar di Universitas Raja Saud di Makkah.
Kisah hidup Syekh Maher adalah contoh inspiratif bagi kita semua bahwa latar belakang pendidikan umum tidak menjadi penghalang untuk mendalami ilmu agama.
Meski awalnya Syekh Maher adalah seorang ahli di bidang matematika, Allah Subhanahu WA Ta'ala membukakan hatinya untuk memperdalam ilmu syariah, hingga akhirnya Allah Ta'ala memuliakan beliau dengan posisi terhormat sebagai imam dan khotib di Masjidil Haram.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)