Keajaiban Alquran dan Sains Ungkap Proses Orbit Bulan serta Matahari

Hantoro, Jurnalis
Rabu 09 Oktober 2024 06:09 WIB
Ilustrasi keajaiban Alquran dan sains jelaskan proses orbit bulan serta matahari. (Foto: Unsplash)
Share :

KEAJAIBAN Alquran dan sains mengungkap proses orbit bulan serta matahari. Terungkap bahwa bulan ternyata mengikuti perputaran matahari.

Matahari sendiri bertugas menyinari planet bumi sehingga bisa terlihat objek-objek yang ada di permukaannya. Munculnya matahari menandakan masuknya waktu pagi dan terbenamnya menunjukkan waktu malam.

Terdapat ayat di dalam kitab suci Alquran yang menyebutkan tentang bulan serta matahari. Tepatnya dalam Surat Asy-Syams Ayat 1–2 yang artinya:

"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya," (Quran Surat Asy-Syams Ayat 1–2)

Dilansir buku "Sains Dalam Alquran" karya Nadiah Thayyarah dijelaskan bahwa dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah atas nama matahari dan waktu dhuha, sedangkan matahari adalah bintang terdekat dari planet bumi.

Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah atas nama waktu dhuha, yaitu sesaat setelah terbitnya matahari hingga sebelum datang waktu Sholat Dzuhur. Matahari merupakan sumber cahaya, energi, dan kehangatan bagi bumi.

Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah atas nama bulan ketika mengiringi matahari dalam hal menyinari bumi, yaitu ketika matahari telah terbenam. Ini merupakan petunjuk bahwa bulan mengiringi matahari dalam hal terbenam dan terbitnya.

Bulan berputar pada porosnya dengan kecepatan 1 kilometer per detik. Bulan berputar mengelilingi bumi dengan kecepatan yang sama dan menyelesaikan satu siklus revolusinya terhadap bumi selama 29,5 hari.

Bagi penduduk bumi, hanya satu sisi bulan yang tampak bagi mereka karena waktu yang ditempuh bulan untuk mengelilingi bumi sama dengan waktu yang digunakannya untuk berotasi pada porosnya.

Suhu permukaan bulan berubah-ubah. Saat siang hari suhunya 110 derajat Celsius pada sisi yang menghadap matahari, dan di malam hari suhunya turun hingga -120 derajat Celsius.

Atmosfer yang melingkupi bulan sangat sedikit. Hal ini menyebabkan bulan menjadi sasaran hantaman berbagai meteorid secara terus-menerus.

Oleh karena itu, permukaan bulan dipenuhi dengan lubang-lubang melingkar yang sangat dalam dengan diameter mencapai 5 kilometer dan kedalaman 20 km.

Orbit revolusi bulan terhadap bumi sedikit miring dari orbit revolusi bumi terhadap matahari. Oleh karena itu, manusia bisa melihat penampakan peredaran matahari dan bulan di langit dari timur ke barat tampak berdekatan, sehingga keduanya senantiasa beradu cepat.

Jadi, bulan bertemu matahari setiap sebulan sekali. Hal ini dimulai dengan munculnya hilal di ufuk barat setelah terbenamnya matahari, kemudian bulan berangsur-angsur tertinggal dari matahari.

Ketika bulan purnama, terbitnya bulan berbarengan dengan terbenamnya matahari. Setelah itu, bulan terlambat terbit sekira 50 menit setiap hari, dan keterlambatan ini berlanjut hingga hilal bisa dilihat pada tengah hari.

Mungkin inilah yang dimaksud dengan firman-Nya: "Dan bulan apabila mengiringinya." (QS Asy-Syams: 2)

Allahu a'lam bissawab.

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya