JAKARTA - Bulan Ramadhan, yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia, diperkirakan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Berdasarkan perhitungan kalender Hijriah dan informasi dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, saat ini memasuki masa hitung mundur sekitar 87 hari dari awal Desember 2024 menuju bulan suci tersebut.
Namun, tanggal pastinya masih akan dikonfirmasi melalui Sidang Isbat yang dilakukan menjelang Ramadhan.
Mengetahui awal Ramadhan sangat penting bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik. Ramadhan bukan hanya tentang menjalankan ibadah puasa, melainkan juga meningkatkan ibadah lainnya seperti sholat tarawih, membaca Alquran, dan memperbanyak sedekah. Selain itu, penentuan awal Ramadhan berpengaruh pada persiapan komunitas Muslim dalam merencanakan kegiatan ibadah di masjid atau acara keagamaan lainnya.
Menurut kalender Hijriah, awal Ramadhan bergantung pada penampakan hilal atau bulan sabit pertama. Dua metode umum digunakan di Indonesia untuk menentukan awal Ramadhan:
Hisab (Perhitungan Astronomi): Digunakan oleh Muhammadiyah dan beberapa organisasi lainnya, hisab adalah metode perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan.
Rukyatul Hilal (Pengamatan Hilal): Digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan diakui oleh Kemenag, metode ini melibatkan pengamatan langsung hilal di berbagai lokasi di Indonesia.
Diperkirakan, Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 1 Maret 2025. Hal ini berdasarkan proyeksi kalender Islam dan data astronomi yang menunjukkan bahwa hilal akan terlihat pada malam sebelumnya. Meski demikian, keputusan resmi akan diumumkan melalui sidang isbat yang diadakan Kemenag RI.
Dalam menyambut bulan suci ini, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara matang, baik secara mental maupun fisik. Beberapa persiapan penting meliputi: