JAKARTA - Ketika iblis diusir dari surga, ia dipenuhi dengan rasa dendam dan kekecewaan. Dalam keadaan tersebut, Iblis berjanji untuk menggoda dan menjerumuskan Nabi Adam AS serta keturunannya hingga hari kiamat.
Janji Iblis ini tercatat dalam Surah Al-Hijr, ayat 39:
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Artinya, "Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya."
Karena itu, Alquran berkali-kali mengingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Rasulullah SAW juga mewanti-wanti umatnya agar selalu waspada.
Rasulullah SAW beberapa kali menjelaskan tentang hasutan dan bisikan setan secara lebih spesifik. Rasulullah SAW menyebutkan beberapa hal dan keadaan saat setan datang untuk menghasut. Berikut beberapa di antaranya, sebagaimana melansir laman NU, Selasa (10/12/2024) :
1. Bisikan dan godaan saat Sholat dan membaca Alquran
أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يا رسول اللَّهِ. إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ. فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ. واتفل على يسارك ثلاثا
Artinya, "Utsman bin Abil 'Ash bertanya: Wahai Rasulullah, sungguh setan menjadi penghalang antara aku dengan shalat dan bacaan Al-Qur'anku, ia membuat shalat dan membaca Al-Qur'an menjadi kacau bagiku. Lalu Rasulullah menjawab: Itu adalah setan bernama Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya, maka mintalah perlindungan darinya pada Allah (membaca ta'awwudz), dan meludahlah tiga kali ke arah kirimu." (HR Shahih Muslim [Kairo: Mathba'ah 'Isa Al-Hallabi, tt], juz IV, halaman 1728).
An-Nawawi menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim Jilid XIV (Beirut, Dar Ihya'it Turatsil 'Araby, 1972: 190) yang dimaksud menghalangi pada hadits ini adalah menghalangi manusia dari kenikmatan dan kekhusyukan sholat dan membaca Alquran.
2. Hasutan dan Bisikan Setan yang Merusak Akidah
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ وَلْيَنْتَهِ
Artinya, "Setan datang pada salah satu dari kalian lalu mengatakan: Siapa yang menciptakan ini? siapa yang menciptakan ini? hingga ia akan mengatakan: Siapa yang menciptakan tuhanmu?. Jika ia telah mengatakan itu, mintalah perlindungan pada Allah dan berhentilah (memikirkannya)." (HR Shahihul Bukhari, jilid III, hlm. 123).
Rasulullah SAW juga mengingatkan, setan akan membisikkan pertanyaan-pertanyaan untuk membuat manusia ragu akan eksistensi tuhan, sehingga ia tidak percaya lagi pada aturan-aturan agama dan berbuat sesuka hati. Jika muncul keraguan semacam itu, berhentilah memikirkannya dengan menyibukkan diri dengan hal lain.
3. Hasutan Setan untuk Merusak Rumah Tangga
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ، فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ: وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ، فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امرأتهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ
Artinya, "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian ia mengirim pasukan-pasukannya. Maka yang paling dekat kedudukannya dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya (kerusakannya). Salah satu dari mereka datang dan berkata: Aku telah melakukan ini dan itu. Lalu Iblis menjawab: Kamu tidak melakukan apa-apa. Kemudian salah satu dari mereka datang dan berkata: Aku tidak meninggalkan orang itu hingga aku memisahkannya dari istrinya. Maka Iblis mendekatkannya (ke singgasana) dan berkata: Engkaulah yang terbaik." (HR Shahih Muslim, jilid IV, hlm. 2167).
Secara umum, setan selalu berusaha mendekat kepada manusia untuk menjerumuskannya dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam beribadah, berumah tangga, maupun dalam bergaul dengan orang lain.
Ketika manusia enggan atau kesulitan untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk, serta saling bertikai dan berusuhan, maka pada saat itulah setan merasa gembira. Bagi mereka, hal tersebut adalah sebuah prestasi dan keberhasilan. Wallahu a'lam.
(Erha Aprili Ramadhoni)