JAKARTA - Malam Nisfu Syaban, yang jatuh pada pertengahan bulan Syaban, sering dianggap sebagai momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah. Namun, tanpa disadari, beberapa kesalahan umum kerap terjadi dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa di antaranya, sebagaimana dihimpun Okezone, Jumat (14/2/2025):
Beberapa praktik ibadah khusus pada malam Nisfu Syaban, seperti sholat sunnah dengan jumlah rakaat tertentu atau membaca surat-surat tertentu dengan bilangan tertentu, tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam.
Imam An-Nawawi dalam kitabnya menyatakan bahwa mengkhususkan ibadah tertentu pada malam Nisfu Syaban tanpa dalil yang sahih termasuk perbuatan bid'ah.
Ada anggapan bahwa berpuasa pada hari Nisfu Syaban adalah suatu keharusan. Padahal, tidak ada kewajiban khusus untuk berpuasa pada hari tersebut. Rasulullah SAW memang memperbanyak puasa di bulan Syaban, namun tidak mengkhususkan pada tanggal 15 saja.
Aisyah RA berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada di bulan Syaban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Fokus yang berlebihan pada malam Nisfu Syaban kadang membuat sebagian orang mengabaikan ibadah wajib dan sunnah lainnya. Padahal, konsistensi dalam menjalankan ibadah harian seperti shalat lima waktu, membaca Alquran, dan berzikir adalah hal yang utama.
Banyak beredar hadis-hadis mengenai keutamaan malam Nisfu Syaban yang ternyata lemah atau bahkan palsu. Menyebarkan informasi tanpa memastikan keabsahannya dapat menyesatkan umat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memastikan sumber informasi yang diterima dan disebarkan.
Meskipun beberapa ulama mengakui adanya keutamaan pada malam Nisfu Syaban, namun tidak ada amalan khusus yang ditetapkan secara syariat untuk malam tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya umat Islam tetap fokus pada ibadah yang telah disyariatkan dan menghindari praktik-praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat.Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)