JAKARTA - Ceramah tarawih keutamaan malam ke 13 Ramadhan layak disimak. Tarawih juga menjadi ladang amalan kita untuk mempersiapkan modal pahala di hari kiamat. Rasulullah SAW menyebutkan setidaknya terdapat tujuh golongan manusia yang akan diberi naungan oleh Allah SWT pada hari kiamat.
Mereka adalah golongan yang mendapat pertolongan istimewa ketika tidak ada lagi naungan selain naungan dari Allah SWT.
وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آمْنًا مِنْ كُلِّ سُوْءٍ
Artinya: "Pada malam ketiga belas, pada saat hari kiamat ia akan selamat dari segala macam keburukan."
Dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (12/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah tarawih keutamaan malam ke 13 Ramadhan, sebagai berikut.
Assalamualaikum Wr.Wb,
Di dalam tasawuf ilmu tentang sabar, syukur, dan ridha kepada setiap ketetapan Allah dipelajari. Sejalan dengan tiga hal tersebut, diterangkan pula bagaimana mengobati penyakit hati yang muncul disebabkan oleh cinta dunia, seperti ujub, riya’, hasad, dan semacamnya.
Tasawuf sejatinya adalah pelajaran akhlak, adab, dan seni mengelola hati agar senantiasa terpaut kepada Allah.
Dalam kitab ‘Awariful Ma’arif, Imam as-Suhrawardi berkata,
التَّصَوُّفُ أَوَّلُهُ عِمْلٌ، وَأَوْسَاطُهُ عَمَلٌ، وَآخِرُهُ مَوْهِبَةٌ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى
“Bertasawuf itu dimulai dengan ilmu, (harus) berlanjut dengan pengamalan, dan akan berbuah karunia (dari Allah).” (‘Awariful al-Ma’arif, as-Suhrawardi, 1/68)
Masih dari kitab yang sama, disebutkan perkataan Ma’ruf al-Kurkhi,
التَّصَوُّفُ اَلْأَخْذُ بِالْحَقَائِقِ وَالْيَأْسُ مِمَّا فِيْ أَيْدِيْ الْخَلَائِقِ
“Tasawuf adalah mengambil hakikat dan berputus asa dari apa-apa yang dimiliki manusia.”
Maksud dari perkataan Ma’ruf al-Kurkhi ialah: tasawuf membimbing kita untuk memahami hakikat dari segala sesuatu, terutama hakikat kehidupan dunia yang fana. Jadi, tidak perlu terobsesi untuk mengejar dunia. Dan tasawuf mengajarkan agar kita tidak membanding-bandingkan nasib kita dengan nasib orang lain.
Imam al-Junaid menerangkan hakikat tasawuf, “An takuuna Ma’allahi bilaa ‘Alaaqah.” Tasawuf adalah satu kondisi ketika Engkau selalu bersama Allah tanpa ada kecintaan dan keterhubungan dengan selain-Nya.
Dan di dalam sebuah ungkapan yang panjang, al-Junaid menerangkan lebih detail hakikat tasawuf,
تَصْفِيَّةُ الْقَلْبِ عَنْ مُوَافَقَةِ الْبَرِيَّةِ، وَمُفَارَقَةُ الْأَخْلَاقِ الطَّبِيْعِيَّةِ، وَإِخْمَادُ الصِّفَاتِ الْبَشَرِيَّةِ، وَمُجَانَبَةُ الدَّوَاعِيْ النَّفْسَانِيَّةِ، وَمُنَازَلَةُ الصِّفَاتِ الرُّوْحَانِيَّةِ، وَالتَّعَلُقُ بِالْعُلُوْمِ الْحَقِيْقِيَّةِ، وَاسْتِعْمَالُ مَا هُوَ أَوْلَى عَلَى الْأَبَدِيَّةِ، وَالنُّصْحُ لِجَمِيْعِ الْأُمَّةِ، وَالْوَفَاءُ لِلهِ عَلَى الْحَقِيْقَةِ، وَاتِّبَاعُ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ الشَّرِيْعَةِ
“Memurnikan hati dari ketergantungan kepada makhluk, melepaskan watak bawaan yang buruk, mengendalikan sifat-sifat manusiawi, menjauhi bisikan-bisikan hawa nafsu, membangun sifat-sifat rabani, bertaut pada ilmu-ilmu hakikat…dan mengikuti Rasul dalam bersyariat.” (At-Ta’aruf li madzhab Ahli at-Tashawuf, Abu Bakar al-Kalabadzi, 25)
Tasawuf sebagai disiplin ilmu olah ruhani, sangat dibutuhkan untuk melengkapi kajian pengajaran ilmu fikih yang terkadang hanya berkutat di ranah halal-haram, hitam-putih dan kering dari sentuhan-sentuhan spiritual.
Maka apabila ada orang zaman sekarang mengaku dirinya sufi atau wali Allah, namun malah meninggalkan shalat dan meremehkan syariat, sejatinya dia bukan belajar ilmu tasawuf, melainkan ilmu kebatinan yang sesat dan menyesatkan. Wal ‘iyadzu billah, wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq.
Itulah informasi terkait ceramah tarawih keutamaan malam ke 13 Ramadhan yang bisa Anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu terus update berita dan info terkini Anda hanya di Okezone.
(Erha Aprili Ramadhoni)