Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Ramadhan adalah bulan penuh cinta. Cinta kepada Allah SWT, cinta kepada Rasulullah SAW, cinta kepada Al-Quran, cinta kepada keluarga, cinta kepada saudara, cinta kepada sesama, dan cinta kepada diri sendiri. Di bulan ini, kita diajak untuk menumbuhkan, mengekspresikan, dan menyebarkan cinta dalam berbagai bentuk dan cara.
Cinta kepada Allah SWT adalah cinta yang paling utama, yang paling mendasar, dan yang paling hakiki. Cinta ini adalah sumber dari segala cinta yang lain. Cinta ini adalah motivasi dari segala ibadah yang kita lakukan. Cinta ini adalah tujuan dari segala usaha yang kita lakukan. Cinta ini adalah nikmat yang paling besar, yang paling indah, dan yang paling abadi. Cinta ini adalah cinta yang harus kita jaga, kita rawat, dan kita tingkatkan.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada Allah SWT adalah dengan berpuasa. Puasa adalah ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana hadits qudsi yang telah disebutkan sebelumnya. Puasa adalah ibadah yang menunjukkan ketaatan, kesabaran, ketakwaan, dan keikhlasan kita kepada Allah SWT.
Puasa adalah ibadah yang menunjukkan bahwa kita mencintai Allah SWT lebih dari segala sesuatu, bahkan lebih dari makanan, minuman, dan hawa nafsu kita.
Cinta kepada Rasulullah SAW adalah cinta yang paling wajib, yang paling mulia, dan yang paling sempurna. Cinta ini adalah bukti dari keimanan kita. Cinta ini adalah syarat dari keselamatan kita. Cinta ini adalah teladan dari kebaikan kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita tunjukkan, kita tiru, dan kita dakwahkan.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada Rasulullah SAW adalah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya. Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah SAW yang menjadi contoh dan pedoman bagi kita. Sunnah adalah sumber dari segala keberkahan, kebahagiaan, dan kesuksesan kita. Sunnah adalah jalan menuju cinta Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya, "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31).
Cinta kepada Al-Quran adalah cinta yang paling bermanfaat, yang paling berkah, dan yang paling indah. Cinta ini adalah cahaya dari hidayah kita. Cinta ini adalah obat dari penyakit kita. Cinta ini adalah pelindung dari fitnah kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita baca, kita pahami, dan kita amalkan.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada Al-Quran adalah dengan tilawah. Tilawah adalah membaca Al-Quran dengan tartil, tajwid, dan tadabbur. Tilawah adalah ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Cinta kepada keluarga adalah cinta yang paling alami, yang paling dekat, dan yang paling hangat. Cinta ini adalah fitrah dari manusia. Cinta ini adalah amanah dari Allah SWT. Cinta ini adalah sumber dari keharmonisan, kesejahteraan, dan ketenangan kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita hormati, kita sayangi, dan kita jaga.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada keluarga adalah dengan berbuka puasa bersama. Berbuka puasa bersama adalah kebiasaan yang sangat baik, yang sangat menyenangkan, dan yang sangat bermakna. Berbuka puasa bersama adalah kesempatan untuk berkumpul, bercengkrama, berbagi, dan bersyukur bersama keluarga. Berbuka puasa bersama adalah momen untuk merasakan nikmatnya makanan, minuman, dan kasih sayang keluarga.
Cinta kepada saudara adalah cinta yang paling luas, yang paling ikhlas, dan yang paling kuat. Cinta ini adalah ukhuwah dari Islam. Cinta ini adalah rahmat dari Allah SWT. Cinta ini adalah pondasi dari persatuan, persaudaraan, dan perdamaian kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita jalin, kita pupuk, dan kita perkuat.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada saudara adalah dengan sedekah. Sedekah adalah memberikan sebagian harta, waktu, tenaga, atau ilmu kita kepada orang yang membutuhkan, tanpa mengharap balasan dari mereka. Sedekah adalah ibadah yang sangat mulia, yang sangat menyelamatkan, dan yang sangat menguntungkan. Sedekah adalah bukti dari kepedulian, kemaslahatan, dan kebahagiaan kita.
Cinta kepada sesama adalah cinta yang paling universal, yang paling humanis, dan yang paling toleran. Cinta ini adalah akhlak dari Islam. Cinta ini adalah dakwah dari Allah SWT. Cinta ini adalah jembatan dari kerukunan, keadilan, dan kemanusiaan kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita sebarkan, kita tunjukkan, dan kita wujudkan.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada sesama adalah dengan saling menghormati. Menghormati adalah mengakui, menghargai, dan menghargai hak-hak, perbedaan, dan keunikan orang lain, tanpa memandang agama, suku, ras, atau golongan mereka. Menghormati adalah sikap yang sangat bijak, yang sangat adil, dan yang sangat santun. Menghormati adalah cermin dari kepribadian, kematangan, dan keindahan kita.
Cinta kepada diri sendiri adalah cinta yang paling penting, yang paling sehat, dan yang paling positif. Cinta ini adalah modal dari kepercayaan diri kita. Cinta ini adalah kewajiban dari Allah SWT. Cinta ini adalah kunci dari keseimbangan, kesehatan, dan kesempurnaan kita. Cinta ini adalah cinta yang harus kita miliki, kita rawat, dan kita tingkatkan.
Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada diri sendiri adalah dengan menjaga diri. Menjaga diri adalah memelihara, memperbaiki, dan mengembangkan potensi, kemampuan, dan kualitas diri kita, baik secara jasmani, rohani, maupun intelektual. Menjaga diri adalah tindakan yang sangat penting, yang sangat bermanfaat, dan yang sangat menyenangkan. Menjaga diri adalah tanggung jawab, investasi, dan prestasi kita.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini pula kita diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga petang.
Puasa sebenarnya merupakan benteng bagi kita dalam mengendalikan hawa nafsu dan menjauhkan diri dari sifat-sifat buruk. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Puasa adalah perisai. Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: 'Aku sedang berpuasa’.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadis ini kita bisa memahami bahwa puasa bertindak layaknya sebuah benteng yang bisa menjaga diri kita dari hal-hal buruk. Puasa bisa menghindarkan kita dari amarah dan permusuhan. Orang yang berpuasa dilatih untuk lebih sabar dan tidak mudah terpancing emosi.
Maka, puasa juga otomatis akan menjauhkan kita dari dosa. Dengan berpuasa, kita dilatih untuk menahan diri dari berkata kotor, berbohong, menggunjing, serta melakukan maksiat lainnya.
Di sisi lain, puasa juga menjadi benteng bagi diri kita dari hawa nafsu, termasuk menahan syahwat. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menahan syahwatnya (sebagai tameng).” (HR. Bukhari).
Puasa juga melatih kedisiplinan dan kesabaran dalam diri kita. Dengan berpuasa, kita belajar mengendalikan keinginan dan tidak langsung menuruti hawa nafsu. Puasa pun mendidik kita menjadi lebih bertakwa, karena kita akan merasa diawasi oleh Allah dan lebih berhati-hati dalam bertindak.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita jadikan puasa sebagai sarana untuk membersihkan diri dari sifat buruk dan mengendalikan hawa nafsu. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, dalam bulan Ramadhan ini, kita tidak hanya diwajibkan untuk berpuasa, tetapi juga dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya adalah bersedekah. Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, bulan di mana pahala dilipatgandakan, dan bulan di mana kita memiliki kesempatan untuk berbagi kepada sesama.
Sedekah memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama jika dilakukan di bulan Ramadan. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa:
"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya untuk mengajarkan Al-Qur'an." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu terbaik untuk meningkatkan kepedulian sosial dan berbagi rezeki kepada orang-orang yang membutuhkan.
Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:
"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir ada seratus biji. Dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
Dari ayat ini, kita memahami bahwa setiap sedekah yang kita keluarkan, terlebih di bulan Ramadan, akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi orang yang menerima, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi yang memberi. Berikut adalah beberapa manfaat sedekah, khususnya di bulan Ramadhan:
Rasulullah SAW bersabda:
"Sedekah itu dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)
Setiap manusia pasti memiliki dosa, baik yang disadari maupun tidak. Sedekah adalah salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Banyak orang berpikir bahwa memberi akan mengurangi harta mereka, padahal dalam Islam, sedekah justru membuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah berkurang harta karena sedekah. Namun, justru Allah akan menambah kemuliaan bagi seorang hamba yang dermawan." (HR. Muslim)
Maka, jangan ragu untuk bersedekah. Apa yang kita keluarkan akan kembali kepada kita dalam bentuk rezeki yang lebih banyak dan berkah dalam hidup.
Bayangkan betapa bahagianya seseorang yang sedang kesulitan saat menerima bantuan dari kita. Sedekah tidak hanya berbentuk harta, tetapi juga bisa berupa makanan, tenaga, ilmu, atau sekadar senyuman yang menenangkan hati orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi)
Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bersedekah, karena setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, bisa menjadi sedekah.
Ada banyak cara untuk bersedekah di bulan yang mulia ini. Beberapa di antaranya adalah:
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR. Tirmidzi)
Menyantuni mereka yang membutuhkan adalah perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT. Berinfak bisa dilakukan di masjid atau lembaga sosial.
Hal ini sangat bermanfaat terutama menjelang Idul Fitri.
Jika tidak mampu dengan harta, kita bisa berbagi ilmu atau membantu pekerjaan orang lain dengan ikhlas.
Hadirin sekalian, Ramadan adalah bulan di mana pahala dilipatgandakan, dan salah satu amal terbaik yang bisa kita lakukan adalah bersedekah. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu sesama, tetapi juga membersihkan diri, menambah keberkahan, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan Ramadan ini sebagai momen untuk meningkatkan kepedulian sosial. Jangan takut kekurangan karena Allah SWT telah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah dengan ikhlas.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang dermawan. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dari Jabir r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,“Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah Suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya(mengabulkan nya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Qiyamullail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta. Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepadanya.
Kalau Allah swt mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hamba-Nya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba, baik aktivitas di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
Sang hamba akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita. “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah,menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR.Ahmad).
Jika Anda ingin mendapat kemuliaan di sisi Allah dan di mata manusia,amalkanlah qiyamullail secara kontinu. Dari Sahal bin Sa’ad r.a., ia berkata, “Malaikat Jibril a.s. datang kepada Nabi saw. lalu berkata,‘Wahai Muhammad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.
’”Orang yang shalat kala orang lain lelap tertidur, diganjar dengan masuk surga. Kabar ini sampai kepada kita dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Salam dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholatt malam lah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jemaah yang berbahagia dan dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momentum untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Salah satu ajaran Islam yang sangat ditekankan di bulan ini adalah pentingnya menjalin silaturahmi dan saling memaafkan.
Allah SWT berfirman:
"Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan." (QS. An-Nisa: 1)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama, caranya dengan tidak memutus tali silaturahmi. Silaturahmi sendiri memiliki banyak keutamaan, salah satunya bisa memperpanjang umur dan melapangkan rezeki.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tak hanya silaturahmi, Ramadan juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf. Allah SWT berfirman:
"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu?" (QS. An-Nur: 22)
Memaafkan terkadang sulit dilakukan karena hati kita dipenuhi oleh amarah. Namun, memaafkan sejatinya adalah bentuk ketakwaan dan akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan sosial kita. Mari manfaatkan momen ini untuk menyambung kembali silaturahmi dengan saudara-saudara kita yang mungkin telah terputus, serta saling memaafkan agar hati kita bersih dalam menjalankan ibadah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan Ramadhan dengan mempererat tali persaudaraan dan saling memaafkan. Aamiin.
Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)
Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang penuh rahmat, yaitu bulan Ramadhan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqomah di jalan kebaikan hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, Ramadan bukan hanya sekadar bulan di mana kita diwajibkan untuk berpuasa. Ramadan adalah madrasah, sekolah kehidupan, tempat kita belajar dan menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik. Allah SWT memberikan kita bulan yang mulia ini agar kita bisa melatih diri untuk lebih disiplin, lebih sabar, dan lebih peduli kepada sesama.
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama puasa adalah untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Tapi apa sebenarnya makna takwa?
Takwa adalah ketika kita selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap perbuatan kita, baik di bulan Ramadan maupun setelahnya. Orang yang bertakwa bukan hanya rajin beribadah, tetapi juga memiliki hati yang bersih, lisan yang terjaga, dan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama.
Dalam bulan Ramadhan, kita dididik untuk menahan lapar dan haus. Namun lebih dari itu, kita juga belajar untuk menahan amarah, menjaga lisan, dan menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa puasa yang sempurna bukan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan.
Ada tiga pelajaran utama yang bisa kita ambil dari Ramadhan sebagai madrasah kehidupan:
Saat berpuasa, kita belajar untuk bersabar. Kita menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Kita juga menahan diri dari emosi dan godaan duniawi. Kesabaran ini bukan hanya untuk Ramadhan, tetapi harus kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 10:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
Jika kita mampu bersabar dalam menghadapi ujian Ramadan, maka kita juga bisa bersabar dalam menghadapi ujian kehidupan.
Ramadan mengajarkan kita untuk beribadah dengan penuh keikhlasan. Tidak ada yang tahu apakah kita benar-benar berpuasa atau tidak, kecuali Allah SWT. Ini adalah bentuk latihan keikhlasan tertinggi.
Keikhlasan ini harus terus kita terapkan dalam kehidupan. Jangan sampai ibadah kita hanya sekadar rutinitas tanpa makna. Jika Ramadan bisa membuat kita rajin shalat, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah, maka setelah Ramadhan pun kita harus tetap istiqomah.
Saat kita berpuasa, kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus. Ini mengajarkan kita untuk peduli kepada mereka yang kurang beruntung. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah berkurang harta karena sedekah." (HR. Muslim)
Maka, mari kita manfaatkan Ramadan ini untuk memperbanyak sedekah. Bukan hanya dengan harta, tetapi juga dengan tenaga, ilmu, dan waktu kita untuk membantu sesama.
Ramadan Harus Meninggalkan Jejak
Hadirin yang dimuliakan Allah, Ramadan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Namun, keberhasilan Ramadhan tidak hanya diukur dari seberapa banyak ibadah yang kita lakukan, tetapi juga dari perubahan apa yang kita bawa setelahnya.
Jangan sampai Ramadan hanya menjadi ritual tahunan tanpa makna. Jadikanlah Ramadhan sebagai momentum untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bertakwa, dan lebih dekat kepada Allah SWT.
Semoga kita semua bisa meraih berkah Ramadan dan keluar dari bulan ini sebagai pribadi yang lebih baik. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah informasi terkait kultum Ramadhan singkat 2 menit yang bisa Anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu terus update berita dan info terkini Anda hanya di Okezone.
(Fetra Hariandja)