Contoh Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 14 Ramadhan

Iqbal Widiarko, Jurnalis
Kamis 13 Maret 2025 15:08 WIB
Ilustrasi ceramah tarawih hari ke 14/Foto: FreePik
Share :

CERAMAH tarawih keutamaan malam ke 14 Ramadhan menarik disimak. Di malam tersebut terdapat materi terkait Yaumul Hisab, hari dimana semua amal baik dan buruk seseorang selama hidupnya di dunia akan diperhitungkan.

Walaupun sekecil partikel, perbuatan manusia tidak luput dari perhitungan Allah SWT.

وَفِى اللَّيْلَةِ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ جَاءَتِ الْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُوْنَ لَهُ اَنَّهُ قَدْ صَلَّى التَّرَاوِيْحَ فَلَا يُحَاسِبُهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
 
Artinya: Pada malam keempat belas, malaikat menjadi saksi bahwa ia melakukan sholat tarawih. Maka Allah tidak akan menghisabnya kelak di hari kiamat.

Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (13/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah tarawih keutamaan malam ke 14 Ramadhan, sebagai berikut.

Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 14 Ramadhan

Assalamualaikum Wr. Wb.

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلاَةُ وَالَّسلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِاْلإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.  

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki Arab badui dari daerah Najed. Ia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Ternyata ia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,

خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ

“Islam adalah menunaikan shalat wajib lima waktu dalam sehari-semalam.”

Orang Arab badui itu bertanya, “Apakah ada kewajiban shalat lainnya atas diriku?”

Beliau menjawab,

لَا، إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ، وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ

“Tidak ada, kecuali kalau engkau mau melakukan shalat-shalat sunnah. Kemudian engkau wajib menunaikan shaum Ramadhan.”

Orang Arab badui itu bertanya, “Apakah ada kewajiban shaum lainnya atas diriku?”

Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali kalau engkau mau melakukan shaum-shaum sunnah.” Kemudian beliau menjelaskan kewajiban zakat.

Orang Arab badui itu bertanya, “Apakah ada kewajiban zakat lainnya atas diriku?”

Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali kalau engkau mau mengeluarkan sedekah sunnah.”

Setelah itu orang Arab badui tersebut berbalik untuk pulang, sambil berkata,

وَاللهِ، لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُ

“Demi Allah, aku tidak akan menambah sedikit pun (dengan amalan sunnah) atas kewajiban-kewajiban ini, dan aku juga tidak akan mengurangi kewajiban-kewajiban ini sedikit pun.”

Mendengar ucapan orang Arab badui tersebut, beliau bersabda,

أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ

“Ia telah beruntung apabila ia berkata jujur.” (HR. Al-Bukhari no. 46 dan Muslim no. 11)

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Orang Arab badui tersebut berasal dari daerah pedalaman padang pasir Najed, Jazirah Arab bagian timur. Tempat tersebut sangat jauh dari Madinah. Ia melakukan perjalanan jauh dari kampungnya ke Madinah, sampai pakaiannya berdebu dan rambutnya acak-acakan. Meskipun demikian, ia memiliki semangat untuk belajar Islam dan mengamalkannya.

 

Beliau menjelaskan bahwa setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, ajaran Islam terpenting yang harus dilaksanakan setiap muslim adalah:

Ibadah harta tahunan yaitu mengeluarkan zakat harta apabila telah memenuhi syarat-syaratnya. Selain itu, adalah sedekah dan infak yang hukumnya sunnah.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Orang Arab badui itu menegaskan bahwa ia akan mencukupkan diri dengan mengerjakan standar minimal keislaman, yaitu bersyahadat dan mengerjakan ketiga rukun Islam yang hukumnya wajib tersebut. Tanpa menguranginya sedikit pun. Juga tanpa menambahinya sedikit pun dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah.

Mendengar pengakuan orang Arab badui tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ،

“Sungguh ia telah beruntung apabila ia berkata jujur“,

Dalam riwayat lain,

دَخَلَ الجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ

 “Sungguh ia akan masuk surga apabila ia berkata jujur.” (HR. Al-Bukhari no. 1891 dan Muslim no. 11)

Imam Ibnu Baththal Al-Maliki Abu Al-Hasan Ali bin Khalaf (w. 449 H) berkata, “Sabda beliau ‘Sungguh ia telah beruntung apabila ia berkata jujur’ menunjukkan bahwa apabila orang tersebut tidak jujur dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, niscaya ia tidak akan beruntung.” (Ibnu Baththal, Syarhu Shahîh Al-Bukhârî li-Ibni Baththâl, Juz 1 hal. 104)

Lebih lanjut, imam Imam Ibnu Baththal Al-Maliki  berkata, “Makna dari sabda beliau ‘Sungguh ia telah beruntung apabila ia berkata jujur’ adalah ia sukses meraih kebaikan dan kenikmatan yang kekal, abadi, tanpa pernah rusak (yaitu surga-Nya).”(Ibnu Baththal, Syarhu Shahîh Al-Bukhârî li-Ibni Baththâl, Juz 1 hal. 107)

Jamaah salat Tarawih yang dirahmati Allah…

Seorang muslim wajib mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengerjakan ketiga rukun Islam tersebut. Hal itu merupakan standar minimal keislaman dan keimanan. Apabila standar minimal keislaman ini telah dilakukan oleh seorang hamba, niscaya ia sudah mendapat jaminan untuk meraih ridha Allah dan surga-Nya di akhirat kelak.

Ridha Allah dan surga-Nya tidak bisa diraih dengan sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat, tanpa membuktikan kejujuran syahadat tersebut dengan menunaikan kewajiban-kewajiban Islam.

Muslim adalah orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat dan tunduk kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan standar minimal keislaman, yaitu melaksanakan rukun-rukun Islam yang wajib. Selain mengucapkan dua kalimat syahadat, ia harus menunaikan shalat lima waktu sehari semalam, menunaikan shaum Ramadhan, dan menunaikan zakat hartanya.

Demikian materi kultum yang dapat saya sampaikan pada pertemuan kali ini, semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan kita dalam berislam dan beriman. Wallahu a’lam bish-shawab.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya