MAKKAH – Persiapan menjelang puncak haji 2025 terus dilakukan, baik oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) maupun otoritas Arab Saudi. Terbaru, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, meninjau langsung persiapan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada Senin 26 Mei 2025.
Pria 49 tahun itu menyebut ada peningkatan fasilitas yang diterima jamaah haji Indonesia ketimbang tahun lalu. Salah satu fasilitas yang mengalami peningkatan adalah toilet bertingkat dan penataan tenda yang lebih rapi.
Di dalam tenda yang dapat menampung 270-350 jamaah, sudah terdapat kasur dan AC. Hal ini membuktikan tenda-tenda ini telah siap menyambut sekira 203.200 jamaah haji reguler Indonesia saat puncak haji tahun ini.
"Alhamdulillah hari ini kita melakukan kunjungan kepada salah satu service provider yang menjadi mitra Kementerian Agama yang akan melayani jamaah haji selama puncak haji yaitu di Arafah, Muzdalifah, dan Mina," kata Hilman Latief di Arafah, Senin 26 Mei 2025.
"Tadi kita melihat di Arafah itu juga sudah ada toilet-toilet baru yang bertingkat, yang disediakan pemerintah Saudi. Sejumlah fasilitas juga telah diperbaiki, di antaranya listrik sudah tidak banyak yang di luar, sistem AC juga sudah lebih baik. Mudah-mudahan bisa memberikan kenyamanan yang lebih baik pada jamaah," lanjut pria bergelar profesor ini.
Untuk pelayanan di Mina, Hilman Latief mengecek kesiapan tenda, sanitasi dan dapur. Nantinya, jamaah akan tinggal beberapa hari di Mina, meski beberapa di antaranya (jamaah lanjut usia dan disabilitas) melakukan tanazul alias menginap di beberapa hotel dekat area jamarat.
Satu lagi, Hilman Latief memastikan Syarikah atau layanan haji akan memberikan inovasi. Syarikah dikabarkan akan menyiapkan es krim hingga minuman dingin kepada jamaah haji Indonesia saat menginap di Mina.
"Mereka (syarikah) masih merahasiakannya. Kita tunggu saja, semoga ini meningkatkan kenyamanan bagi jamaah haji," kata pria yang juga menjabat Bendahara Umum PP Muhammadiyah ini.
Demi mengurangi kepadatan di Muzdalifah dan Mina, sejumlah jamaah akan menjalani skema murur dan tanazuk. Skema murur adalah momen di mana jamaah hanya melintasi Muzdalifah tanpa harus turun dari bus.
Sementara tanazul, jamaah hanya melintasi Mina dan menginap di hotel area jamarat. Kabarnya, ada sekira 55.000 jamaah lansia dan disabilitas yang akan menjalani dua skema ini.
Menurut Hilman Latief, pergeseran jamaah selama Armuzna tetap berbasis syarikah. Nantinya syarikah yang bertanggung jawab melayani jamaah mulai berangkat dari hotel ke Arafah, ke Musdalifah, di Mina, yang Murur, yang Tanazul, sampai Nafar Awal, Nafar sani, hingga pulang ke hotel masing-masing.
"Syarikah bertanggung jawab terhadap data yang mereka pegang," tutup Hilman.
(Ramdani Bur)