Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pendakian Terjal dan Kesetiaan Siti Khadijah yang Melekat di Gua Hira

Rani Hardjanti , Jurnalis-Kamis, 14 September 2017 |06:50 WIB
Pendakian Terjal dan Kesetiaan Siti Khadijah yang Melekat di Gua Hira
Suasana di Gua Hira. (dok MCH)
A
A
A

MAKKAH - Bagi seorang wanita, mendaki bukit batu nan terjal bukanlah perkara yang mudah. Tanpa sebuah motivasi yang kuat, mustahil pendakian dilakukan secara rutin.

Begitulah pesan tersirat dari Jabal Al-Noer atau Bukit Nur yang menjadi saksi bisu turunnya wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Tidak dimungkiri, peran utama dalam sejarah Islam setelah tahun 610 Masehi adalah Baginda Rasulullah. Namun, peran Siti Khadijah sebagai istri sangat memberikan kontribusi yang besar terhadap peradaban Islam.

Siti Khadijah adalah sosok setia yang selalu memberikan perlindungan untuk Rasulullah. Hal inilah yang menjadi motivasi kuat bagi Siti Khadijah.

Pada 1.957 tahun silam, Nabi Muhammad kerap menyendiri menyusul kegelisahaannya melihat penyimpangan moral yang merebak kala itu. Lokasi yang dijadikan tempat untuk berdiam diri adalah Gua Hira, sebuah tumpukan batu besar yang muat hanya untuk 3 orang dewasa dengan menghadap ke Kakbah. Agar tidak kelaparan, Siti Khadijah rutin membawakan makanan dan selimut. Semuanya dilakukan dengan mendaki gunung dengan ketinggian mencapai 281 meter dan jalur sepanjang sekira 645 meter tersebut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement