"Alhamdulillah hasil evaluasi memang menunjukkan angka-angka yang lumayan baik. Kalau dihitung specific death rate-nya malah ini yang paling rendah," kata Untung di KKHI Madinah.
Untung mengatakan, kalau dilihat dari jumlah kematian saja angkanya hampir sama dengan dua tahun lalu, padahal saat itu jumlah jamaahnya 160 ribu orang sedangkan saat ini 221 ribu.
Jadi menurutnya, bahwa perbaikan sistem dan perbaikan sarana prasarana berhasil menurunkan angka kematian. Untung menjelaskan, penyebab kematian yang paling tinggi tahun ini bukan penyakit jantung, tapi paru-paru.
Menurut catatan Siskohat Dirjen PHU Kementerian Agama, pada 2016 jumlah jamaah wafat sebanyak 342 orang. Jumlah itu setara dengan 0,20 persen dri total 168 jamaah. Sementara pada 2017, yang wafat sebanyak 657 jamaah, atau 0,32 persen dari total 203.065 jamaah.
Tahun 2018 ini, total jamaah meninggal sebanyak 381 jamaah wafat. Jumlah itu setara 0,18 persen dari jumlah total 203.351 jamaah yang berangkat tahun ini. Merujuk prosentase tersebut, kematian jamaah tahun ini secara proporsional memang masih lebih sedikit ketimbang dua tahun lalu.
(Rachmat Fahzry)