Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Islam dan Moralitas Publik

Islam dan Moralitas Publik
A
A
A

Salat mengajarkan kepatuhan, kedisplinan, penghargaan terhadap waktu, dan pengheningan diri untuk kembali menyadari hakikat hidup. Zakat mengajarkan solidaritas, keikhlasan, altruism, dan keadilan.

Puasa mengajarkan pengendalian diri, kesabaran, kejujuran, dan keseimbangan hidup. Haji melambangkan episode-episode perjalanan hidup manusia, yang di dalamnya terangkum seluruh ajaran-ajaran moral yang intinya menyeru seluruh manusia untuk kembali kepada Tuhan. Haji adalah perjalanan pulang menuju kampung yang sejati.

Karena itu, jika pengalaman ajaran dan syari’at Islam yang kita lakukan tidak mengantarkan kita menjadi mahluk yang berbudi luhur dan bermoral tinggi, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, sudah benarkah Islam kita? Sudah tepatkah cara kita ber-Islam? Jangan-jangan, kita termasuk orang yang disebut Rasulullah sebagai muslim yang bangkrut. Siapakah muslim yang bangkrut itu?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, Rasulullah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian siapa orang-orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, orang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang atau kekayaan. Nabi berkata bukan. Orang bangkrut di antara umatku adalah orang yang dating di akhirat kelak dengan pahala shalat, puasa, dan zakat. Tetapi, ketika di dunia, dia suka mencela sesama, memfitnah sesama, memakan harta sesama, memukul sesama, atau mengalirkan darah sesama.

Maka semua kebaikan (pahala) yang dimilikinya akan dipindahkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya. Jika kebaikan (pahala) yang dimilikinya ternyata belum cukup sebagai penebus, maka dosa orang-orang yang dizalimi itu akan dipindahkan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke neraka.”

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement