KERUSUHAN di sejumlah titik di Jakarta dalam aksi 22 Mei sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Pasalnya, Islam mengajarkan bil khihmah wal mauizatul khasanaha wal mujahadah khasanah untuk menyampaikan aspirasi dan suatu ajakan.
“Polanya (demo dan kericuhan) di luar tradisi kita,” kata Ketua PWNU NTB Masnun Tahir melalui siaran pers yang diterima Okezone.
Ia menilai kerusuhan dalam aksi 22 Mei tersebut mungkin saja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan tabayun atau klarifikasi hingga menimbulkan hoax dan fitnah. Memprihatinkan, sebab yang menjadi korban adalah rakyat biasa, sementara sebagian elit tidak mau tahu.
Bentrokan tersebut sangat disesalkan karena dengan cara-cara anarkis anarkis. Apalagi dilakukan di bulan puasa dapat mencindarai kesucian bulan yang harusnya diisi dengan peringatan Nuzulul Qur’an. Aksi demo yang diwarnai kericuhan tidak mencerminakan etika dan akhlak Islam.
Kepada elit politik, Masnun mengimbau agar dapat duduk bersama memikirkan kepentingan bangsa, serta solusi bersama-sama menyelesaiakan persoalan bangsa. Para elit harus mampu menunjukkan cara-cara negarawan, menjadi politisi yang santun.