Kepergian Ustadz Arifin Ilham memberikan duka mendalam tak hanya bagi keluarganya, tetapi juga umat muslim di Indonesia. Dirinya merupakan ustadz kondang yang memiliki ciri khas tersendiri saat berdakwah. Entah itu dari isi ceramahnya, gaya berbicara, maupun suaranya.
Tapi sewaktu kecil Ustadz Arifin Ilham tidak bercita-cita menjadi seorang pendakwah. Malah dirinya mendapatkan predikat anak nakal. Berdasarkan informasi yang Okezone rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/5/2019), pria asal Banjarmasin itu dikenal sebagai anak yang malas. Ia baru bisa membaca dan menulis saat duduk di kelas 3 SD.
Anak kedua dari lima bersaudara itu juga pernah tercebur ke sungai dan terseret arus. Beruntung dirinya berhasil diselamatkan. Selain itu, Ustadz Arifin terpaksa pindah sekolah sewaktu SD karena berkelahi dengan temannya. Kenakalannya bertambah parah saat menginjak usia SMP. Layaknya anak remaja, Ustadz Arifin pernah mencoba merokok, berjudi dengan kelereng, dan mencuri uang orangtua. Bahkan dirinya pernah mengancam akan membakar rumah karena permintaan untuk membeli motor tidak dituruti.
Pada 1982, orangtua Ustadz Arifin menunaikan ibadah haji. Ditinggal berhari-hari oleh kedua orangtuanya membuat pria kelahiran 8 Juni 1969 itu merasa tidak tenang dan berniat mengubah perilakunya. Hal ini berujung pada keputusannya untuk melanjutkan pendidikan di pesantren. Dari sanalah kegiatan ceramahnya dimulai.
Kendati demikian, Ustadz Arifin belum begitu menekuni profesi sebagai pendakwah. Usai lulus dari pesantren, ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Setelah memeroleh gelar sarjana, dirinya kemudian mengajar di salah satu universitas di Jakarta.
Suatu ketika, sebuah peristiwa mengubah hidupnya. Di tahun 1997, Ustadz Arifin dipatok oleh ular kobra. Kondisinya cukup kritis lantaran ia terlambat mendapatkan penanganan. Hal itu membuat dirinya mengalami koma selama 21 hari dan harus dirawat selama kurang lebih satu bulan.
Di masa kritisnya, Ustadz Arifin beberapa kali mengalami peristiwa spiritual yang hadir lewat mimpinya. Pertama, dirinya merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan kemudian menemukan masjid untuk salat. Di dalam ternyata sudah ada tiga shaf jamaah yang menunggunya dan meminta ia memimpin mereka untuk berzikir.
Kedua, Ustadz Arifin kembali berada di sebuah kampung. Namun kali ini semua penduduk berlari ketakutan karena didatangi orang-orang yang merupakan jelmaan setan. Melihat kehadirannya, para penduduk berteriak meminta tolong Ustadz Arifin mengusir setan.
Ketiga, dirinya bermimpi diminta tolong oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya sedang kesurupan. Sayang sebelum ditolong, sang istri telah tiada.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut, Ustadz Arifin memantapkan hati untuk menjadi pendakwah dan mengingatkan semua umat Islam agar tidak lupa berzikir. Dirinya kemudian mulai mendalami bidang agama dan memberikan ceramah dalam pengajian-pengajian. Lambat laun ayahanda dari Alvin Faiz itu mulai dikenal.
Ustadz Arifin Ilham, memiliki majelis pengajiannya sendiri yaitu Majelis Az-Zikra. Awal mulanya dia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa, Perumahan Mampang Indah II, Depok. Kemudian dirinya pindah ke kawasan Masjid dan Pondok Pesantren Az Zikra Gunung Sindur, Bogor. Di tempat itulah jasadnya dimakamkan. Selamat jalan Ustadz Arifin Ilham.