JAKARTA - MUI memberi sorotan khusus pada program Sahurnya Pesbukers dan Pesbukers Ramadan di sebuah stasiun televisi swasta.
Ramadan tahun lalu, dua tayangan ini termasuk lima program yang MUI rekomendasikan untuk dihentikan, karena kontennya yang buruk, apalagi untuk bulan Ramadan. Ironisnya, tahun ini tetap tayang, dan tanpa perubahan isi secara signifikan.
“Tiga program TV Ramadan lainnya –Ramadhan di Rumah Uya (Trans 7), Brownis Sahur (Trans TV) dan Ngabuburit Happy (Trans TV), yang MUI sarankan untuk berhenti pada Ramadhan 2018, tahun 2019 ini sudah tidak tayang lagi. Tapi Sahurnya Pesbuker dan Pesbukers Ramadhan masih tayang Ramadhan 2019 ini, dan tetap dengan gaya konten yang tidak patut,” ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi KH. Masduki Baidlowi melalui siaran pers yang diterima Okezone.
Program Ramadhan yang berasal dari program regular dengan tambahan kata “Sahurnya” dan “Ramadhan” ini, dalam catatan Tim Pemantau MUI, tiap tahun mendapat koreksi kritis dari MUI dan sejak 2012 sudah berkali-kali memperoleh sanksi teguran dari KPI, namun tidak memperlihatkan perubahan berarti, hingga tahun ini.
KH. Masduki Baidlowi menjelaskan, Sahurnya Pesbukers yang tayang tiap pukul 02.00-04.30 (sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk munajat dan qiyamul lail) diawali dengan tarian India, dengan menghadirkan penari-penari dari India, yang meliuk-liukan badan dan menonjolkan keseksian tubuh, dibawakan secara bersama oleh laki-laki dan perempuan. Tarian ini diikuti puluhan audience yang hadir di lokasi shooting dengan menghadirkan Caesar sebagai bintang joget. Ini tidak patut ditayangkan dalam acara sahur.