Pada malam hari lebih dari dua juta LED menerangi jam, membuatnya terlihat lebih dari jarak delapan kilometer (lima mil). Lampu-lampu di bawah jam dinyalakan lima kali sehari sebagai pertanda waktu salat (shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya).
Setiap bagian bawah dari ada 4 sisi bertuliskan salawat dan kalimat thayiban lain. Sementara pada atap menara terdapat tulisan lafaz Allah. Pada siang hari lampu terlihat berwarna putih, sementara pada malam hari dominan warna hijau.
Di antara lusinan pengunjung museum, Amro Mohammed Masadi dari Arab Saudi, sibuk membaca informasi yang tertulis di papan kaca. "Awalnya, saya pikir itu hanya jam dengan jarum yang normal, tetapi saya menemukan hal yang luar biasa. Saya mempelajari informasi baru tentang usia alam semesta, galaksi dan hal-hal lain," kata Masadi, pengunjung lain dari Yaman.

Di lantai pertama museum, pengunjung diperkenalkan ke miniatur alam semesta, langit, dan galaksi dengan ilustrasi audio. Lantai kedua dikhususkan untuk matahari dan bagaimana bulan dan bumi berputar di sekitarnya.
Pengunjung di lantai tiga dapat mempelajari instrumen dan metode yang digunakan untuk menentukan waktu, dan balkon yang menghadap ke Masjidilharam berada di lantai paling atas. Ketika azan berkumandang, Masadi dan pengunjung lainnya berdiri dalam barisan di belakang pagar untuk salat dhuhur.

Museum ini dikelola oleh MISK, sebuah organisasi nirlaba yang dipimpin putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Pengawas museum Yaseen al-Mleaky mengatakan Makkah Royal Clock Tower dikunjungi 1.200 pengunjung dalam sehari, dengan biaya masuk USD40 (150 Riyal) atau sekira Rp600 ribu, sejak dibuka pada pekan kedua di bulan Mei.
(Muhammad Saifullah )