Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Ulama yang Hampir Dibunuh karena Dukung Vaksinasi Polio

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 20 Juni 2019 |11:31 WIB
Kisah Ulama yang Hampir Dibunuh karena Dukung Vaksinasi Polio
Anak diberi vaksin polio (Foto Flickr)
A
A
A

Pemerintah Pakistan menghadapi tantangan berat untuk memberantas polio. Tantangan itu antara lain dipicu oleh rumor kalau vaksinasi polio merupakan konspirasi negara-negara barat yang ditujukan untuk membuat perempuan Muslim mandul.

Ulama Hameedhullah Hameedi pada awalnya ikut menolak vaksinasi polio. Namun sekarang ia berubah halauan justru membantu program pemerintah agar anak-anak umat Muslim mendapatkan vaksinasi polio.

 Anak divaksinasi polio

(Foto: Flickr)

"Saya tadinya menolak vaksinasi karena apa yang saya dengar dari ulama-ulama sepuh adalah vaksinasi bertujuan menghancurkan umat Islam, membuat para perempuan Muslim tak bisa memiliki anak," kata Hameedi kepada wartawan BBC di Pakistan, Shumaila Jaffery.

Seperti dilansir BBC, Kamis (20/6/2019), banyak ulama di Pakistan, terutama di kawasan-kawasan yang berada di bawah pengaruh Taliban, mengeluarkan fatwa menolak vaksninasi berdasarkan pandangan tersebut.

Para ulama juga menyatakan vaksin mengandung bahan-bahan yang haram seperti lemak babi yang bisa membuat anak-anak nanti jadi impoten ketika beranjak dewasa.

Perubahan pandangan oleh Hameedi berawal ketika petugas vaksinasi datang ke rumahnya membawa buku berisi pendapat ulama-ulama besar bahwa para ulama ini mendukung vaksinasi.

Buku tersebut mendorongnya mengumpulkan warga di masjidnya dan ia mengatakan akan mendatangi ulama-ulama besar yang mendukung vaksinasi.

Dalam beberapa bulan berikutnya ia mengadakan perjalanan ke Karachi, Peshawar, Lahore, Quetta dan beberapa tempat lain untuk bertanya secara langsung kepada ulama-ulama tersebut. Usai bertemu para ulama besar pendukung vaksinasi, ia pulang ke desanya dan mengeluarkan pengumuman setelah memimpin salat Zuhur.

"Saya katakan kepada jamaah, saya telah menemukan jawaban soal vaksin. Saya sampaikan ke warga desa bahwa menurut para ulama besar bahan vaksin tak berbahaya. Saya katakan juga bahwa orang tua berkewajiban mencegah anak-anak menjadi cacat," terang Hameedi.

Di depan para jamaah, Hameedi memberi sendiri vaksin tetes polio kepada anak-anaknya. Sikap dan ceramah Hameedi akhirnya membuahkan hasil meyakinkan warga bahwa vaksinasi tak usah ditolak. Mereka berjanji akan membolehkan anak-anaknya untuk divaksinasi.

Hameedi mengaku, tak mudah mengubah pandangan orang. Ia bahkan pernah menerima telepon berkali-kali dari seorang pendukung Taliban yang mengancam akan membunuhnya jika ia menganjurkan warga desa menerima vaksinasi.

Ancaman pembunuhan itu sempat membuatnya khawatir. Namun ia memilih untuk tak menyerah terhadap ancaman tersebut. Baginya lebih penting mencegah anak-anak menjadi cacat di masa depan dengan mendukung vaksinasi polio.

"Tapi akhirnya saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya tak perlu takut mati karena suatu saat nanti saya pasti juga akan mati," kata Hameedi.

(Muhammad Saifullah )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement