Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Hukum Memelihara Anjing Dalam Islam

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 01 Juli 2019 |17:33 WIB
Ini Hukum Memelihara Anjing Dalam Islam
Hukum memelihara anjing (Foto: Pixabay)
A
A
A

Banyak umat Muslim yang ingin sekali memelihara anjing. Salah satu alasannya sebagai teman hidup atau beberapa orang memelihara anjing untuk menjaga rumah.

Namun, Islam punya pandangan tersendiri mengenai hewan yang satu ini. Banyak paham yang menjelaskan kalau anjing adalah binatang haram untuk dipelihara karena air liurnya mengandung banyak bakteri. Oleh karena itu kalau Anda dijilat anjing, membersihkannya dilakukan secara khusus.

anjing

(Foto: Pixabay)

Tapi, apakah Islam benar-benar melarang umatnya untuk memelihara anjing?

Menjawab pertanyaan ini, Okezone coba mewawancarai Ustadz Alhafiz Kurniawan, menurut pahamnya, anjing adalah salah satu hewan yang dijauhi umat Islam karena haram jika dilihat menurut Madzhab Syafi'i.

Lalu, bagaimana jika umat Muslim ingin memelihara anjing?

Ustadz Alhafiz menuturkan, Rasulullah SAW menjelaskan kalau seorang Muslim yang memelihara anjing tanpa sebab tertentu, dapat dikurangi pahalanya, seperti dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Muslim ini;

وفي رواية لمسلم من اقتنى كلبا ليس بكلب صيد، ولا ماشية ولا أرض، فإنه ينقص من أجره قيراطان كل يوم.

Artinya, "Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang memelihara anjing bukan anjing pemburu, penjaga ternak, atau penjaga kebun, maka pahalanya akan berkurang sebanyak dua qirath setiap hari."

Jika mengacu pada hadis di atas, Ulama Madzhab Syafi'i menarik simpulan, seorang Muslim haram memelihara anjing tanpa hajat tertentu. Seorang Muslim hanya boleh memelihara anjing untuk sejumlah kepentingan, seperti:

وأما اقتناء الكلاب فمذهبنا أنه يحرم اقتناء الكلب بغير حاجة ويجوز اقتناؤه للصيد وللزرع وللماشية وهل يجوز لحفظ الدور والدروب ونحوها فيه وجهان أحدهما لا يجوز لظواهر الأحاديث فإنها مصرحة بالنهى الا لزرع أو صيد أو ماشية وأصحها يجوز قياسا على الثلاثة عملا بالعلة المفهومة من الاحاديث وهى الحاجة

Artinya, "Adapun memelihara anjing tanpa hajat tertentu dalam madzhab kami adalah haram. Sedangkan memeliharanya untuk berburu, menjaga tanaman, atau menjaga ternak, boleh. Sementara ulama kami berbeda pendapat perihal memelihara anjing untuk jaga rumah, gerbang, atau lainnya. Pendapat pertama menyatakan tidak boleh dengan pertimbangan tekstual hadits. Hadits itu menyatakan larangan itu secara lugas kecuali untuk jaga tanaman, perburuan, dan jaga ternak. Pendapat kedua–ini lebih shahih–membolehkan dengan memakai qiyas atas tiga hajat tadi berdasarkan illat yang dipahami dari hadits tersebut, yaitu hajat tertentu,” (Lihat Al-Imam An-Nawawi, Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim ibnil Hajjaj, [Kairo, Al-Mathba’ah Al-Mishriyyah: 1929 M/1347 H], cetakan pertama, juz X, halaman 236).

Di sisi lain, Imam Malik memperbolehkan umat Muslim memelihara anjing untuk berbagai keperluan sebagai keterangan Ibnu Abdil Barr ini;

وأجاز مالك اقتناء الكلاب للزرع والصيد والماشية وكان بن عمر لا يجيز اتخاذ الكلب إلا للصيد والماشية خاصة ووقف عندما سمع ولم يبلغه ما روى أبو هريرة وسفيان بن أبي زهير وبن مغفل وغيرهم في ذلك

Artinya, "Imam Malik membolehkan pemeliharaan anjing untuk jaga tanaman, perburuan, dan jaga hewan ternak. Sahabat Ibnu Umar tidak membolehkan pemeliharaan anjing kecuali untuk berburu dan menjaga hewan ternak. Ia berhenti ketika mendengar dan hadits riwayat Abu Hurairah, Sufyan bin Abu Zuhair, Ibnu Mughaffal, dan selain mereka terkait ini tidak sampai kepadanya". (Lihat Ibnu Abdil Barr, Al-Istidzkar Al-Jami‘ li Madzahibi Fuqaha’il Amshar, [Halab-Kairo Darul Wagha dan Beirut, Daru Qutaibah: 1993 M/1414 H], cetakan pertama, juz XXVII, halaman 193).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement