Nama adalah sebuah doa. Seperti itulah penafsiran dari kebanyakan orang. Itulah mengapa setiap orangtua akan memberikan nama terbaik untuk anaknya karena di dalam nama tersebut terselip doa dari kedua orangtua untuk sang anak.
Memasukkan unsur agama ke dalam nama anak juga dipercaya bisa menjadi doa terbaik untuk si anak. Okezone akan mengulasnya yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa (9/7/2019), mengenai tata cara memberikan nama anak dalam Islam.
(Foto: Baby Name)
Nama merupakan sebuah tanda atau ciri, maksudnya adalah orang yang memiliki nama dapat mengenal dirinya atau dikenali oleh orang lain. Dalam Alquran disebutkan:
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا (7) سورة مريم
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7).
Hakikat memberikan nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta menjadikannya mulia. Oleh karena itu, para ulama bersepakat akan wajibnya memberikan nama kapada anak laki-laki maupun perempuan. Apabila seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (tidak dikenal) oleh masyarakat. Ini aturan pemberian nama pada anak:
1. Memberikan nama dengan dua suku kata
Terdapat dua nama yang sangat disukai oleh Allah SWT yaitu Abdullah dan Abdurrahman. Sebagaimana sudah diterangkan oleh Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dll. Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan nama kepada anak pamannya (Abbas radhiallahu ‘anhu), Abdullah radhiallahu ‘anhuma. Kemudian para sahabat radhiallahu ‘anhum terdapat 300 orang yang semuanya memiliki nama Abdullah.
Dan nama anak dari kalangan Anshor yang pertama kali setelah hijrah ke Madinah Nabawiyah adalah Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma.
2. Memiliki arti atau makna yang dalam
Nama seorang anak banyak diambil dari bahasa yang mempunyai makna sangat dalam. Tentu saja orangtua harus memilih nama yang memiliki arti yang dalam bagi anak tercinta.
3. Memberikan nama anak dengan nama-nama penghambaan kepada Allah (Asma’ul Husna)
Misal: Abdul Aziz, Abdul Ghoniy. Dan orang yang pertama yang menamai anaknya dengan nama yang demikian adalah sahabat Ibn Marwan bin Al-Hakim.
Sesungguhnya orang-orang Syi’ah tidak memberikan nama kepada anak-anak mereka seperti hal ini. Mereka mengharamkan diri mereka sendiri memberikan nama anak mereka dengan Abdurrahman sebab orang yang telah membunuh ‘Ali bin Abi Tholib adalah Abdurrahman bin Muljam.
4. Memiliki Kesan
Secara umum, nama keluarga yang panjang dipasangkan dengan nama pertama yang singkat, begitupula sebaliknya. Ingat, nama merupakan suatu hal yang akan dituliskan pada setiap lembaran kertas sepanjang hidup seseorang.
5. Memberikan nama kepada anak dengan nama-nama orang saleh dari kalangan Muslim
Telah tsabit dari hadits Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda:
أنهم كانوا يسمون بأسماء أنبيائهم والصالحين (رواه مسلم).
“Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang saleh” (HR. Muslim).
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News