Sementara kondisi Makkah pada tanggal 12-13 Dzulhijjah yang berada di puncak kepadatan, memaksa sebagian jemaah pulang dari Jamarat menuju hotel dengan jalan kaki.
“Sewaktu pulang dari Jamarat, saya jalan kaki 3 km alhamdulillah kuat,” sambungnya. Siti Aisyah yang berhaji tanpa didampingi keluarga ini mengaku mendapat teman-teman sekamar yang sangat pengertian dan suka menolong dirinya. “Kami seperti keluarga baru,” ungkapnya.

Saat tiba di Masjidil Haram, doa yang kerap ia panjatkan adalah meminta kesehatan dan memohon maaf untuk semua kesalahan diri dan keluarganya. Doa tersebut ia sampaikan dengan bahasa Sunda.
“Alhamdulillah saya juga sempat salat di belakang maqam Ibrahim,” katanya.
Terkait oleh-oleh haji, Siti Aisyah mengaku anak dan cucunya melarang hal tersebut. “Mereka kasihan nanti saya repot, tapi saya tetap beli sajadah, tasbih dan mainan untuk cucu dan cicit,” pungkasnya.
(Helmi Ade Saputra)