Saat ini masih banyak orang yang merasa kehilangan dengan wafatnya ulama karismatik Tanah Air, Mbah Moen di Tanah Suci Makkah. Beliau sangat dicintai baik masyarakat tanah air maupun dunia.

Pada saat acara tahlilan untuk Mbah Moen atau KH Maimoen Zubair di Sarang beberapa hari lalu, Ulama Libya, Dr. Sulaiman Hasani Al-Idrisi mengatakan, Mbah Moen itu bukan hanya milik orang Indonesia. Ia yang berasal dari Libya pun merasa kehilangan dengan wafatnya Mbah Moen.
Dalam kesempatan itu, Sulaiman juga menerangkan mengapa Timur Tengah sering kali mengalami konfik yang berkepanjangan.
"Mengapa Libya, Suriah, Yaman terjadi konflik? Karena mereka tidak punya sosok pemersatu umat seperti Syekh Maimoen Zubair," ujarnya.
Mbah Moen adalah sosok figur yang sangat dibutuhkan oleh dunia Islam saat ini. Beliau yang menyebarluaskan Islam yang sejati, Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, yaitu Islam Washati (moderat).
Seperti dilansir Muslim Moderat, Mbah Moen bukan hanya seorang pribadi atau personal. Namun Mbah Moen adalah sebuah madrasah bagi kita semua.
"Beliau bukan hanya milik santri-santrinya, putra-putrinya. Namun beliau adalah milik dunia Islam," katanya.
Mbah Moen sosok pemersatu
Sikap Mbah Moen sebagai pemersatu juga terlihat saat ia bersikap bijak dan memilih jalan damai dalam menanggapi kasus yang membeli Ahok beberapa tahun lalu. Kala itu Ahok dinilai menistakan Islam.
Mbah Maimoen meminta seluruh umat Muslim untuk tenang dan meredam amarah. Apalagi menurut ulama kharismatik tersebut, Ahok sudah meminta maaf secara terbuka di hadapan publik.
Mbah Moen meminta agar umat Islam tak lagi terpecah-belah dan membesar-besarkan masalah ini. “Dia (Ahok) itu kan sudah meminta maaf, maka jangan dibesar-besarkan sehingga bila amarah dapat diredam maka persatuan juga bisa dijaga,” katanya.
Ini adalah sikap Mbah Moen yang patut dicontoh dan diteladani oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selalu berusaha melawan amarah dan lebih mengutamakan jalan damai agar hidup tenang dan jauh dari konflik.
(Dyah Ratna Meta Novia)