Umat Islam ramai-ramai melakukan salat Istisqa minta hujan agar kekeringan dan kebakaran bisa berhenti di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sebab banyak saudara kita sesama muslim di sana.
Lalu apa saja amalan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan salat Istiqa untuk minta hujan?
Dikutip dari laman Pustaka Studi Sunni Salafiyah-KTB (PISS KTB), salat Istisqa hukumnya sunnah Muakkadah berdasarkan hadits nabi. Rasulullah SAW keluar meminta hujan, beliau memunggungi jamaah dan menghadap kiblat, mengubah posisi selendangnya, (HR. Muslim).
Namun, sebelum melaksanakan salat istisqa diharapkan semua jamaah memperbanyak istighfar atau bertaubat kepada Allah, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah dilakukannya.
Dosa-dosa ini menjauhkan kaum dari Rahmat-Nya (diajuhkan dari hujan, didatangkan keprihatianan, paceklik dan berbagai macam cobaan menakutkan lainnya). sebagaimana diterangkan dalam al-Isra' ayat 16:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya."
Oleh sebab itu sebaiknya jamaah memperbanyak amalan berupa amal saleh, sedekah, berdamai, saling memaafkan, juga puasa. Semua itu disunahkan agar dilakukan selama tiga hari berturut-turut menjelang salat Isitisqa dalam keadaan berpuasa.
Pada hari keempatnya di pagi hari ketika matahari telah terbit dilaksanakanlah salat Istisqa dan masih dalam keadaan berpuasa. Sebab doa dalam keadaan berpuasa memiliki nilai lebih.
Aisyah berkata: Rasulullah SAW melaksanakan salat Istisqa ketika sinar matahari telah terlihat.” (HR. Abu Daud dan Al Hakim menshahihkannya).
Seperti dilansir Inews, salat Isitisqa harus dilaksanakan dengan penuh khidmat, keprihatinan dalam keadaan memelas, dan merendahkan diri serendah rendahnya kepada Allah SWT.