“Beliau dakwahnya itu dakwah ala Jawa, dekat dengan umat di sekitarnya. Bahkan kalau jadi imam salat surat yang dibaca selalu Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. Tujuannya untuk memudahkan umat mamaknai dan menghayati bacaan,” ujar dia.
“Yang selalu saya ingat, beliau mengajarkan agar saya punya teman sebanyak-banyaknya, tanpa membeda-bedakan,” lanjut Sugiyatno.
Mbah Siradj bahkan dekat dengan lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta. Dengan ilmunya yang tinggi, Mbah Siradj pernah menjadi penasihat spiritual Raja Pakubuwono (PB) X. Namun Mbah Siradj tidak sombong dan tetap bersahaja.
“Kalau Mbah Siradj sudah datang ke keraton, tamunya PB X yang lain disuruh pulang semua,” kata dia.
Seperti dilansir wesite Jatman, kedekatan Mbah Siradj dengan warga kampung ditunjukkan dalam kebiasaannya berkeliling kampung.
Saat melintasi rumah warga, dia selalu menanyakan tentang stok makanan.