Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sains dalam Alquran, Ini Cara Lebah Menghasilkan Madu

Fadhilah Annisa , Jurnalis-Kamis, 21 November 2019 |14:26 WIB
Sains dalam Alquran, Ini Cara Lebah Menghasilkan Madu
Lebah mencari serbuk sari (Foto: Pixabay)
A
A
A

Lebah merupakan salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat memesona yang menunjukkan keagungan-Nya.

lebah

Lebah mengeluarkan madu yang sangat lezat dan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Allah berfirman,

“Dan, Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari segala macam buah-buahan, lalu tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan bagimu.’ Dari perut lebah itulah dikeluarkan minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya; di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS An-Nahl: 68-69)

Di dalam Alquran terdapat satu surat bernama An-Nahl, yang berarti lebah. Lebah merupakan serangga yang sangat istimewa.

Lebah mampu memproduksi makanan yang bergizi dan obat untuk berbagai macam penyakit. Kata auha (mewahyukan) pada ayat di atas berarti bahwa Allah telah menciptakan lebah dilengkapi insting atau karakter alamiah yang membuatnya bertingkah laku seperti yang kita lihat.

Para ilmuwan telah menemukan sekitar 12.000 jenis lebah. Sekitar 600 jenis di antaranya hidup secara berkelompok, sementara sisanya hidup secara individual.

Lebah merupakan jenis serangga yang memiliki sistem sosial yang detail dan solid, yang takkan mampu ditiru oleh komunitas sosial manusia yang paling maju sekalipun. Individu-individu lebah hidup secara berkelompok di dalam sarang mereka, seperti komunitas manusia. Setiap kelompok mempunyai tugas tersendiri, seperti kelompok pekerja, kelompok tentara, kelompok pejantan, dan kelompok petelur.

Komunitas lebah terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu ratu, pejantan, dan pekerja. Ratu bertugas untuk bertelur. Kelompok pejantan hidup sejahtera dan hanya betugas untuk mengawini lebah ratu guna menghasilkan generasi lebah baru.

Kelompok pekerja adalah lebah betina tetapi mereka mandul. Kelompok pekerja ini bertugas membuat sarang sebagai tempat menyimpan telur, merawat bayi-bayi lebah, dan menyimpan madu.

Selain itu, kelompok lebah pekerja juga bertugas mengumpulkan sari-sari bunga dan mengubahnya menjadi madu. Mereka pun mampu mengubah madu menjadi cairan lilin dengan menggunakan kelenjar khusus.

Ketika jumlah lilin madu telah mencukupi, mereka pun mulai membangun sarang dalam bentuk heksagonal (segienam) yang saling berdampingan. Berbeda dengan cara manusia, lebah menyusun sarang madunya dari atas ke bawah.

Penelitian telah membuktikan bahwa bentuk heksagonal lebih kuat dan lebih efesien karena bentuk ini tidak menyisakan ruang-ruang kosong sebagaimana bentuk lingkaran.

Lebah pekerja menempuh jarak sekitar 7 kilometer guna mendapatkan bunga-bunga yang cocok. Walaupun harus menempuh jarak sejauh itu, mereka tidak pernah tersesat untuk kembali ke sarang mereka seraya membawa serbuk-serbuk sari.

Serbuk sari adalah cairan yang dihasilkan oleh bunga dan mengandung zat gula. Ketika lebah hinggap pada kelopak bunga dia akan mengisap serbuk sari menggunakan lidah dan memasukkannya ke dalam kantong madu. Proses itu dilakukan berulang-ulang sampai kantong itu penuh.

Selama perjalanan pulang, serbuk sari ini akan berubah menjadi madu karena diproses oleh kelenjar khusus di dalam tubuh lebah. Ketika lebah pekerja sampai di sarangnya, ia akan menuangkan madu yang dibawanya ke dalam sel-sel kosong dalam sarang tersebut. Dalam satu musim, satu sarang lebah dapat menghasilkan sekitar 18 kilogram madu.

Kecepatan terbang lebah bisa mencapai lebih dari 65 kilometer per jam. Kecepatan ini hampir setara dengan kecepatan laju mobil.

Saat membawa beban serbuk sari, kecepatan lebah akan berkurang menjadi sekitar 30 kilometer per jam. Namun, jangan lupa bahwa lebah mampu membawa beban serbuk sari sebanyak dua pertiga dari berat badannya.

Untuk menghasilkan satu kilogram madu dibutuhkan penerbangan kira-kira sejauh 400.000 kilometer, atau setara dengan 10 kali putaran mengelilingi bumi di garis khatulistiwa. Dan selama penerbangan itu, terjadi perubahan kimiawi pada serbuk sari.

Pada saat musim bunga, lebah pekerja akan memberikan bawaannya kepada lebah yang lain dalam rangka efisiensi waktu. Lalu, ia segera kembali ke tempat bunga dan memanen sari-sari bunga.

Jumlah lebah dalam satu sarang bisa mencapai lebih dari 80.000 ekor. Sebagian besar merupakan lebah betina mandul (pekerja), yang mencapai 80 persen. Sisanya para pejantan.

Lebah ratu mampu bertelur sebanyak 2.000 telur per hari pada musim bunga. Telur-telur yang telah dibuahi akan menghasilkan lebah betina pekerja dan lebah ratu (betina subur). Adapun telur yang tidak mengalami proses pembuahan akan menjadi lebah jantan.

Bayi-bayi lebah ratu akan ditempatkan di suatu ruangan tersendiri. Begitu juga dengan bayi-bayi lebah jantan dan pekerja, mereka ditempatkan di ruangan masing-masing. Hal ini dilakukan agar setiap jenis lebah mendapatkan makanan dan perawatan khusus dan sesuai.

Sepertinya, lebah mengetahui jenis kelamin bayinya sebelum dilahirkan. Sementara itu, manusia tidak bisa mengetahui hal seperti ini.

Seandainya ada seseorang perempuan mempelajari ilmu kedokteran dan mengambil spesialisasi di bidang penyakit yang berhubungan dengan persalinan, lalu ia menikah dan hamil, apakah ia akan tahu apa yang ada di dalam rahimnya sendiri? Adapun lebah ratu, ia mengetahui apa yang ada dalam rahimnya, apakah berjenis jantan, betina pekerja, atau ratu. Oleh sebab itu, lebah ratu akan bertelur di tempat yang sesuai dengan jenis lebah yang dikandungnya.

Di antara lebah pekerja ada yang bertugas membawa makanan khusus untuk lebah ratu. Mereka ini disebut lebah pelayan. Para pakar lebah memperhatikan adanya bunga-bunga yang merekah dan menutup pada waktu tertentu dalam satu hari. Yang menakjubkan, lebah mendatangi bunga itu tepat saat sedang merekah.

Lebah madu hanya mengambil satu jenis bunga tertentu setiap hari. Oleh sebab itu, jika ada lebah dari sarang lain datang, semua lebah pemilik sarang akan mengetahui bahwa lebah itu bukan anggota kelompok mereka.

Sebab, bau bunga yang dibawa oleh lebah asing itu berbeda dengan bau bunga yang mereka ambil pada hari itu. Bunga yang mereka tetapkan untuk diambil sarinya merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh lebah penghuni sarang.

Lebah tidak membuang kotorannya di dalam sarang madu, melainkan di luarnya. Jika ada hewan asing masuk ke dalam sarang, misalnya kupu-kupu, lebah akan memotong-motong tubuhnya dan membuangnya bagian demi bagian. Jika cara itu sulit dilakukan, mereka akan membungkus tubuh hewan asing itu dengan suatu cairan lengket.

Jika lebah ratu mati, akan terjadi kekacauan di dalam sarang. Pada saat seperti ini, lebah tidak akan menyengat manusia, tetapi menyengat sesama lebah ratu untuk meperebutkan posisi sebagai lebah ratu.

Lebah jantan bertugas untuk mengawini lebah ratu, lebah betina bertugas sebagai pekerja, sementara lebah ratu bertugas untuk melakukan reproduksi.

Ini adalah salah satu tanda kebesaran Allah sesuai dengan firman-Nya di dalam Alquran Surat An-Nahl: 68-69.

Merupakan kehendak Allah yang Maha Bijaksana untuk menciptakan suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai tolong-menolong, saling mengisi, memiliki keterampilan khusus, bekerja dengan penuh kesungguhan dan produktivitas, serta keteraturan yang sangat mengagumkan.

Nilai-nilai itu disematkan Allah kepada lebah sebagai sesuatu yang alamiah, bukan suatu nilai yang bersifat keharusan. Oleh sebab itu, Anda tidak akan bisa menemukan kekurangan dan kebobrokan pada komunitas lebah. Komunitas ini adalah komunitas yang sempurna secara alamiah, sejak diciptakan.

Komunitas lebah adalah komunitas yang utuh dan saling melengkapi. Mereka dipimpin oleh seekor ratu yang tidak pernah dirongrong oleh lebah lain. Setiap lebah merasakan kehadiran ratu lebah melalui suatu kelenjar yang dikeluarkan oleh ratu dan dibawa oleh pekerja kepada semua lebah penghuni sarang.

Jika lebah ratu mati, aturan-aturan di dalam sarang akan kacau dan semua aktivitas terhenti.

Demikian dikutip dari Buku Pintar Sains dalam Al-Quran, Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, karya Dr. Nadiah Thayyarah.

 

 

Redaksi Okezone menerima foto atau tulisan pembaca berupa artikel tausyiah, kajian Islam, kisah Islam, cerita hijrah, kisah mualaf, event Islam, pengalaman pribadi seputar Islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan Muslim. Dengan catatan foto atau artikel tersebut tidak pernah dimuat media lain. Jika berminat, kirim ke [email protected], cc [email protected].

 

 

(Dyah Ratna Meta Novia)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement