Rasulullah SAW bersabda, “Pasukan pertama dari umatku yang berperang dengan menyeberangi laut maka mereka telah diwajibkan (masuk surga).”

Ummu Haram bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk di antara mereka?”
Rasulullah menjawab, “Ya, engkau termasuk di antara mereka.”
Ummu Haram binti Malhan, sahabat wanita yang agung, yang syahid dalam laut dan rindu untuk melihat surga abadi. Ia adalah Ummu Haram binti Malhan ibn Khalid ibn Zaid ibn Haram ibn Jundub ibn Amir al-Anshariyyah al-Bukhariyyah.
Ia adalah saudari kandung dari Ummu Sulaim binti Malhan. Ummu Haram adalah seorang sahabat wanita nan agung sekaligus bibi dari Anas ibn Malik, pembantu Rasulullah SAW, dan istri dari sahabat besar, ‘Ubadah ibn ash-Shamit.
Ummu Haram binti Malhan adalah salah seorang sahabat yang memiliki nasab, kedudukan, dan kekayaan di tengah kaumnya. Ketika Rasulullah memulai dakwah dengan menyeru manusia kepada agama Allah SWT, Ummu Haram bergegas masuk Islam dan menyatakan bai’at kepada Rasulullah SAW. Ia pun memeluk Islam dengan baik dan membela agamanya dengan segenap kemampuan.
Ia juga turut serta dalam hijrah bersama mereka yang hijrah, menghafal, dan meriwayatkan banyak hadist dari Rasulullah. Darinya pula, Anas ibn Malik dan lain-lain mengambil riwayat.
Rasulullah sangat menghormati Ummu Haram. Beliau berkunjung ke rumahnya dan istirahat di sana. Ummu Haram dan saudarinya, Ummu Sulaim, adalah bibi Rasulullah, baik karena ridha’ (persusuan) maupun nasab, sehingga halal bagi beliau untuk khalwat bersama mereka.