Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menelusuri Jejak Sejarah Seni Kaligrafi Arab

Novie Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 07 Februari 2020 |01:35 WIB
Menelusuri Jejak Sejarah Seni Kaligrafi Arab
Seni kaligrafi (Foto: Pinterest)
A
A
A

Seni kaligrafi Arab atau seni kaligrafi Islam merupakan salah satu wujud kebudayaan Islam yang sangat tinggi dan berharga.

Banyak ayat-ayat Alquran yang menjadi inspirasi bagi seni kaligrafi Arab ini. Oleh karena itu tak mengherankan jika seni kaligrafi sering menghiasi dinding masjid-masjid.

seni kaligrafi

Seperti dilansir dari website Jatman, Kiai sekaligus seniman Kiai Zawawi Imron mengatakan, banyak seniman kaligrafi yang tradisional maupun modern yang mampu menghasilkan karya kaligrafi yang luar biasa. Namun sayangnya peminat seni kaligrafi Arab itu sendiri, khususnya dari kalangan milenial memang berkurang.

Mungkin, kata Kiai Zawawi, sesudah generasi kaligrafer sekaliber Ahmad Sadali, Amang Rahman Jubair, banyak bermunculan pelukis dan karya kaligrafi yang bagus-bagus, tapi tidak banyak masyarakat yang mengapresiasi.

Kaligrafi yang dalam bahasa Inggris disebut dengan 'calligraphy' berarti tulisan tangan yang sangat elok. Seni ini sangat familiar dengan dunia Islam, bahkan juga non-muslim.

Kaligrafi dapat dikatakan sebagai masterpiece dari para seniman muslim sejak awal kedatangan Islam di jazirah Arab sampai berkembang meluas ke berbagai belahan dunia.

Berdasarkan catatan sejarah, tulisan hierogliph bangsa Mesir merupakan akar dari seni kaligrafi Arab. Al-Maqrizi (1364-1442), seorang pakar sejarah Mesir mencatat, seni kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar.

Masyarakat Himyar merupakan suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya yang hidup sekitar tahun 115-525 SM.

Pada masa Islam, tokoh yang berjasa dalam mengembangkan seni kaligrafi Arab adalah Umar bin Khattab. Beliau mempelopori pembukuan Alquran. Dari situlah kemudian seni kaligrafi berkembang sebagai sarana penulisan ayat-ayat Alquran.

Di masyarakat Arab sendiri, keberadaan seni kaligrafi Arab menjadi perhatian serius pemerintah, terutama para pemangku kepentingan, para ahli dan mereka yang terlibat dalam masalah budaya, pendidikan dan sains, yang tertarik pada warisan manusia dan kebudayaan Arab.

Bahkan supaya seni kaligrafi Arab tak lekang ditelan zaman, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi mendaftarkan seni kaligrafi Arab sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO.

Sebanyak 16 negara Arab yang tergabung dalam Arab League Educational, Cultural and Scientific Organization (ALECSO), mendukung hal itu.

Guna mengurus hal ini, Kementerian Arab Saudi menugaskan pada sebuah lembaga Masyarakat Pelestarian Warisan Budaya Saudi atau Saudi Heritage Preservation Society (SHPS) untuk melestarikan budaya kaligrafi.

Seni kaligrafi harus mampu menjawab tantangan era milenial, agar tetap bisa digemari dan dicintai oleh masyarakat modern. Sebab, seni kaligrafi merupakan seni yang penuh dengan nilai-nilai islam, yang erat hubungannya dengan Sang Pencipta.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement