Hal ini juga sebagai peringatan orang yang hanya mementingkan keshalihan ritual dan tidak shalih secara sosial. Bisa juga sebagai peringatan bagi orang yang ibadah vertikalnya tertib namun tidak memiliki efek manfaat kepada sesama.
Singkat cerita orang bangkrut di hari akhir itu memiliki banyak amal kebaikan, namun sayangnya kesalahan pada sesama lebih besar nilainya dari pahala yang berhasil ia kumpulkan. Nasib akhirnya bisa ditebak, karena amal kebaikannya habis dan ‘saldo’ dosanya bertambah, maka tempat akhirnya adalah neraka. Na’udzu billah min dzalik!
Selanjutnya, agar kita selamat dari kebangkrutan akhirat ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.
Pertama, menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dengan berusaha semaksimal mungkin mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kedua, selalu waspada agar jangan sampai (kebanyakan) melakukan kesalahan dan dosa pada sesama baik berupa ucapan, sikap maupun perbuatan.
Ketiga, selesaikanlah di dunia jika kita memiliki kesalahan pada sesama dengan jalan menyesali dan meminta maaf kesalahan itu serta kalau perlu gantilah kerugian itu agar mendapat pengampunan dan kerelaan orang yang kita rugikan.
Keempat, usahakan bahwa timbangan amal kebaikan kita tetap lebih banyak dan berat dibanding timbangan dosa dan kesalahan kita baik kesalahan pada Allah SWT maupun terhadap manusia.
Demikian dipaparkan Ketua Majlis Tarjih PCM Batang Ali Trigiyatno sebagaimana dikutip dari laman Suara Muhammadiyah pada Rabu (11/3/2020).
(Abu Sahma Pane)