PENOLAKAN terhadap jenazah korban virus corona (COVID-19) terjadi di berbagai daerah, contohnya di Sawangan-Depok dan Kota Sorong-Papua Barat. Penolakan dilakukan oleh oknum warga sekitar TPU setempat.
Menyikapi hal tersebut Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur, Firman Syah Ali (Cak Firman) mengatakan bahwa itu tidak seharunya terjadi, sebab penyakit COVID-19 bukan aib.
"Dengan pemahaman bersama bahwa penyakit COVID-19 bukan aib, maka kita tidak akan malu untuk segera lapor ke petugas berwenang jika diri kita atau keluarga kita merasakan gejala penyakit COVID-19. Kita juga tidak akan mudah menolak lokasi penanganan dan pemakaman pasien COVID-19" ujarnya lewat keterangan tertulis yang diterima Okezone, Kamis (9/4/2020).
Cak Firman menerangkan bahwa pada masa nabi sudah banyak terjadi wabah penyakit, bahkan para sahabat Rasulullah SAW jadi korbannya. Kata dia, mereka yang meninggal karena terkena wabah maka dinilai sebagai mati syahid.
"Sebagaimana wabah-wabah sebelumnya yang memakan korban jiwa sahabat Rasulullah SAW serta beberapa ulama besar, COVID-19 ini bukan aib, bukan penyakit kutukan. Siapapun bisa tertular oleh wabah penyakit menular ini. Bahkan ada sebuah hadits nabi yang menegaskan bahwa orang yang meninggal dunia karena wabah penyakit menular dijamin berstatus mati syahid" ucap Cak Firman.
Ia juga mengkritisi jika masih ada orang yang berkerumun, baik kerumunan saat melaksanakaan tabligh akbar maupun yang lainnya. Sebab penularan COVID-19 sangat cepat pada orang-orang yang berkumpul.